Subscribe Us

PELECEHAN MARAK, AKIBAT IMAN SETIPIS TISU?

Oleh Hany Handayani Primantara, S.P
(Aktivis Muslimah)

Vivisualiterasi.com-Dunia pendidikan merupakan salah satu sarana dalam membina generasi. Dari sana diharapkan lahir generasi bertakwa, cerdas, rajin, cekatan dan mampu membangun peradaban cemerlang. Sebuah peradaban yang tak hanya prioritaskan kebangkitan dari sisi pembangunan, namun juga pemikiran yang mampu menaikan taraf kehidupan masyarakat serta adab dan kualitas kepribadian personal.

Sungguh miris, sarana pendidikan yang digadang-gadang ramah anak dan bisa hasilkan generasi pembangun peradaban, justru didominasi oleh isu pelecehan seksual. Maraknya pelecehan terhadap anak didik menambah daftar kelam dunia pendidikan saat ini. Apalagi pelaku pelecehan tersebut adalah para pendidik yang sudah dianggap sebagai orangtua di sekolah. Dimana tugas utamanya adalah mencetak generasi penerus bangsa. Mereka yang seharusnya dijadikan panutan dan memberi teladan justru mempertontonkan tindakan pelecehan seksual terhadap anak didiknya. 

Sebagaimana kasus yang terjadi di sebuah sekolah dasar Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Seorang guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) tega melakukan perbuatan keji mencabuli delapan pelajar yang menjadi anak didiknya. Aksi bejat guru olahraga ini diketahui telah berlangsung sejak korban berada di kelas 1 SD. Korban berjumlah delapan orang dengan usia beragam antara 8-13 tahun. Lantaran takut dengan ancaman akan dikurangi nilai mata pelajaran PJOK yang diampuh pelaku, mulut korban berhasil dibungkam sampai akhirnya kasus terdengar oleh kepala sekolah, setelah para korban saling bercerita satu sama lain. (Tirto.id, 06/03/25)

Kasus yang sama pun terjadi di sebuah SMK di Kalideres. Sebanyak 40 siswi mengaku mengalami dugaan pelecehan seksual oleh oknum guru berinisial O. Guru berinisial O yang diduga melakukan pelecehan pun telah mengakui perbuatannya. Pihak sekolah bergerak cepat, sudah menyiapkan surat pemecatan oknum guru O sebelum para siswa demo kasus tersebut. (Kompas.com, 07/03/25)

Maraknya Pelecehan dan Tipisnya Iman

Maraknya pelecehan seksual tak terlepas dari salahnya penyaluran ghorizah nau' yang telah Allah berikan pada setiap manusia. Islam sebagai agama sempurna sudah mengatur bagaimana cara penyaluran ghorizah nau' sesuai standar syara. Allah Swt. telah memberikan solusi pemenuhan yang mampu memberikan ketenangan, ketentraman serta kebahagiaan bagi setiap insan yang berbuah pahala di sisi-Nya. 

Melalui sebuah pernikahan, penyaluran ghorizah nau' akan menjaga nasab dan keberlangsungan hidup seluruh manusia. Pernikahan menjadi jalan utama untuk memenuhi kebutuhan berupa naluri kasih sayang ini. Di samping itu Allah pun memberikan solusi lain jikalau manusia belum siap menempuh jalur pernikahan untuk memenuhi hajatnya. Puasa jadi solusi lainnya sebagai tameng mengalihkan naluri nau' yang menggebu. Sebab naluriah tidak bisa dihilangkan, namun hanya mampu dialihkan.

Betul bahwa salahnya penyaluran naluri nau' akibat tipisnya iman seseorang. Sebab bagi orang yang beriman serta bertakwa dia akan memenuhi kebutuhannya sesuai standar syara yang telah dikemukakan di atas. Iman setipis tisu jadi faktor penyebab terjadinya pelecehan seksual. Namun berulangnya pelecehan seksual terutama di bidang pendidikan yang bagaikan fenomena gunung es ini, justru menunjukkan bahwa kasus tersebut tak sekadar dilatarbelakangi oleh tipisnya iman seseorang. Sebab dibalik kasus tersebut, dalangnya bukan hanya dilakukan oknum pelaku maksiat semata.

Pelaku maksiat hanya akan hidup dan menyebar bagai kanker dalam sistem yang menerapkan kebebasan bagi individunya. Sistem kehidupan berbasis demokrasi sekulerlah yang jadi andil besar tumbuhnya pelecehan seksual. Sebab dengan ide kebebasan tersebut manusia bisa dengan bebas hidup tanpa aturan termasuk dalam memenuhi kebutuhan pemenuhan ghorizah nau'. Selain itu, penerapan sistem sekuler membuka peluang bagi media memberikan tontonan liberal yang merusak otak. Menumbuhkan lingkungan pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan. Menghasilkan sistem pendidikan sekuler yang tidak mampu mewujudkan kepribadian mulia di sisi Allah Swt. 

Solusi Tuntas Pelecehan dalam Islam 

Islam diturunkan Allah Swt. untuk memberikan solusi dari problematika kehidupan manusia. Maka tentu Islam punya solusi dalam menyelesaikan kasus pelecehan seksual yang saat ini marak terjadi. Hukum Islam sendiri memiliki mekanisme pencegahan dan penebusan dosa. Pencegahan atau zawajir dilakukan  bertujuan untuk mencegah serta memberi rasa takut agar tidak melakukan tindak pindana atau kemaksiatan. Sedangkan fungsi jawabir dilakukan agar pelaku maksiat atau kejahatan mendapatkan balasan berupa hukuman setimpal sesuai dengan hukum syara sekaligus penebus dosa.

Dari sisi zawajir, Allah telah menetapkan tentang sistem pergaulan yang baik di antara laki-laki dan perempuan guna menutup pintu celah menuju perzinaan. Sebagaimana larangan Allah dalam surat Al Isra ayat 32 yang berbunyi:

"Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk".

Begitu pula dengan penerapan sistem pendidikan Islam hadir untuk memberikan pemahaman mengenai konsep manusia mulia di sisi Allah dan berkepribadian Islam. Sesuai dalil dari surat Al Hujurat ayat 13:

 "Sesungguhnya manusia yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa". 

Kekuatan besar untuk mengontrol media yang dilakukan oleh pemerintahan pusat maupun daerah juga perlu diupayakan. Hal ini dilakukan demi menjaga tontonan yang sehat bagi generasi bangsa, jauh dari hal yang berbau pelecehan seksual dan merusak akalnya. Sebab salah satu fungsi hukum Islam adalah menjaga Akal. Dimana akal merupakan sarana yang diciptakan Allah sebagai unsur utama yang membedakan manusia dengan makhluk lain. 

Dari sisi jawabir, Islam memberikan sanksi yang tegas kepada pelaku maksiat dan kejahatan. Sanksi yang akan memberi efek jera pada pelaku, membuat mereka berfikir beribu kali untuk mengulangi kesalahan yang sama. Sanksi yang langsung datangnya dari Allah yang maha tahu segala kelemahan manusia. Allah telah menetapkan dalam surat Al Baqarah ayat 179:

"Dan dalam (hukum) qishash itu ada jaminan kelangsungan hidup bagimu, hai orang- orang yang berakal, supaya kamu bertaqwa".

Gambaran ini hanya bisa terwujud dari dalam jiwa setiap manusia bertakwa. Maka ketakwaan individu merupakan tameng utama yang harus dimiliki oleh kaum muslim dalam mencegah kemaksiatan. Selain itu perlu adanya kontrol masyarakat yang akan menjembatani antara aktivitas dan aturan manusia sesuai dengan syara. Maka lahirlah amar makruf nahi mungkar diantara sesama muslim. Serta penerapan sistem Islam yang dilakukan oleh negara menjadi langkah kongkret dalam pelecehan seksual yang hingga kini tiada kunjung usai kasusnya. Wallahua'lam bishawab.[AR]



Posting Komentar

0 Komentar