(Aktivis Dakwah)
Bukan tidak beralasan, pernyataan menteri pertahanan merujuk pada pernyataan Trump yang menginginkan sandera dibebaskan dan menghancurkan hamas. Tak hanya itu, jika peringatan tersebut tidak segera dilaksanakan, Trump mengancam akan merubah Gaza, Palestina menjadi neraka. (Berita Satu, 20/3/2025).
Melansir dari Antara News (24/3/2025), Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa, dalam aksi penyerangan jalur udara telah menewaskan 41 warga palestina. Sedangkan sejak oktober 2023 hingga saat ini jumlah masyarakat yang tewas sebanyak 50,021 jiwa.
Sungguh ironis, rasa kemanusiaan nampaknya kian terkikis. Banyaknya nyawa yang melayang, belum mampu membangkitkan semangat umat Islam hari ini untuk bersatu padu guna membela dan menyelamatkan saudara seakidah dari kekejaman zionis Yahudi dan sekutunya.
Efek Nasionalisme
Aksi penyerangan yang dilakukan oleh entitas Yahudi dan sekutunya telah memecahkan rekor dunia, mengingat aktifitas penjajahannya yang sangat lama dan begitu kejam. Jutaan nyawa yang telah melayang tak mampu memantik rasa iba. Sebaliknya, agresi militer kian dikencangkan dan makin brutal demi memenuhi nafsunya untuk merebut dan menguasai wilayah Palestina. Tentu saja, mereka semakin kuat dengan perlindungan serta dukungan yang diberikan oleh negara adidaya yakni AS. Berkat sokongan yang demikian kuat, membuat zionis Israel bak diatas angin.
Melansir dari Detik Hikmah (9/2/2023), Trump kerap mengingatkan agar wilayah Gaza dikosongkan dengan memindahkan warga Gaza dari wilayah tersebut. Bahkan Trump mengungkapkan ambisinya secara terang-terangan untuk menguasai dan mengambil alih wilayah Palestina saat membacakan pernyataannya beberapa waktu lalu di gedung putih tepat didepan perdana Menteri Israel Benjamin Netahanyu. Masifnya upaya yang dilakukan untuk pembersihan etnis oleh Yahudi dan sekutunya membuat kondisi rakyat Palestina yang bermukim di area Gaza kian memprihatinkan dan hidupnya kian terancam.
Dukungan yang diberikan oleh Trump selaku Presiden AS terhadap pengusiran pada warga Gaza untuk memperluas wilayah kekuasaan kian memantik bara api yang berkobar dihati para penjajah yang tak memiliki rasa malu ini. Sayangnya, aksi brutal nan kejam yang selama ini dilancarkan oleh pihak Israel tak mendapatkan respon yang berarti dari umat muslim diberbagai belahan dunia terlebih para penguasanya. Kuatnya garis imaginer nasionalisme yang tidak hanya menjadi sekat pemisah antar negara, namun juga telah membuat sekat dihati umat muslim hari ini. Sehingga memberikan peluang emas bagi pihak musuh Islam, bebas merampas hak kaum muslim. Ironisnya, berita terkait Palestina kerapkali terluput dari perhatian masyarakat oleh karena maraknya peristiwa yang diberitakan media mengenai sisi gelap negara seperti maraknya kasus korupsi, pagar laut, pembunuhan, KDRT, dll.
Kepemimpinan Islam Solusi Tuntas
Jika melihat kondisi masyarakat Palestina yang kian memprihatinkan dari hari ke hari adalah sebuah pertanda bahwa umat muslim sangat membutuhkan sosok Khalifah. Sebab, kebiadaban entitas Yahudi terhadap masyarakat Gaza, Palestina bak sebuah serial drama dengan episode yang tak berujung. Belum lagi hingga hari ini, pembelaan terhadap warga Palestina pun kian melemah. Ketiadaan sosok Khalifah mengakibatkan kekacauan dalam tubuh umat muslim. Hal ini membuat hubungan umat muslim satu dengan yang lainnya semakin renggang dan jauh terlebih kondisi ini diperparah oleh kuatnya sekat nasionalisme. Padahal Rasulullah Saw. bersabda "Orang mukmin itu ibarat satu tubuh dalam hal saling mencintai, menyayangi dan mengasihi. Apabila salah satu anggota tubuh merasakan sakit maka seluruh tubuh akan merasakan sakit (demam) sehingga akan ikut terjaga." (HR. Bukhari dan Muslim).
Tentu berdasarkan hadist tersebut, umat muslim seharusnya saling mengasihi dan tolong menolong antara satu dengan yang lainnya.
Maraknya penindasan, penganiayaan, penjajahan, hingga pembunuhan terhadap kaum muslimin hari ini, memang tidak lepas dari hilangnya peran khalifah sebagaimana yang pernah ada ketika daulah Islam masih memimpin dunia selama 14 abad lamanya. Peran seorang khalifah tentu sangatlah penting sebab, keberadaannya sebagai junnah atau perisai untuk melindungi umat Islam.
Sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda,
"Sesungguhnya Imam/khalifah adalah perisai, orang-orang yang berperang di belakangnya menjadikannya pelindung. Jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah Azza Wa Jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya, maka ia harus bertanggung jawab atasnya" (HR. Muslim)
Sejak Rasulullah Saw. mendirikan negara Islam pertama di Madinah, umat Islam sangat terjaga kehormatannya dan kemuliaannya, terlebih bagi kaum muslimah. Ketika ada seorang Yahudi dari Bani Qainuqa' di Madinah melecehkan seorang muslimah, Rasulullah Saw. memberikan perlindungan kepada muslimah tersebut. Kemudian menyatakan perang dan mengusir Yahudi tersebut dari Madinah. Tidak hanya Rasululullah Saw., fungsi sebagai junnah pun diterapkan oleh khalifah-khalifah setelahnya. Demikian pula terjadi hingga pada khalifah di masa pemerintahan kesultanan Utsmaniyah, Sultan Abdul Hamid II yang menolak secara tegas kepada Yahudi saat meminta sebagian tanah kepadanya.
Keberadaan peradaban Islam dengan segala bentuk keunggulan yang dimiliki, ikatan akidah yang kuat, serta bukti kecemerlangan sejarah itu ada ketika institusi khilafah masih menaungi dan akidah Islam tetap menjadi dasar ideologi serta syariat Islam yang digunakan untuk mengatur segala aspek kehidupan umat manusia. Berbeda halnya dengan saat ini, akibat tidak adanya khilafah, sistem Islam tidak dapat diterapkan. Sehingga peristiwa memilukan akan senantiasa menimpa umat muslim baik di Palestina, Rohingya hingga kaum muslimin di berbagai penjuru dunia. Sejatinya, solusi terbaik untuk membebaskan mereka dari cengkraman kaum kafir adalah hanya dengan jihad dan khilafah yang dinaungi oleh kepemimpinan Islam. Oleh karena itu, pentingnya kesadaran dan penyadaran umat Islam terhadap urgennya keberadaan sistem Islam yaitu khilafah Islam. Tentunya, penyadaran ini membutuhkan peran dari kelompok dakwah Islam ideologis sebagaimana yang pernah ada di masa Rasulullah Saw. sebagai bentuk perjuangannya untuk menegakkan negara Islam dan menerapkan syariat. Umat Islam dan kelompok dakwah Islam Ideologis harus berjuang bersama dengan penuh kesabaran dan keteguhan, serta terus menerus melakukan aktivitas dakwah. Sehingga, melalui dakwah Islam ideologis akan membangun kesadaran umat agar dapat dipersatukan dalam satu institusi yang mengemban ideologi Islam, yakni khilafah Islamiyah. Wallahu A'lam Bisshowab. [PUT]
0 Komentar