Oleh Tasya Ummu Jihad
(Aktivis Dakwah Nisa Morowali)
Adapun badan-badan Palestina dan PBB memperingati Hari Anak Palestina dengan kisah-kisah yang 'mengerikan' tentang korban jiwa anak-anak akibat serangan Israel di Gaza. Tidak ada yang membenarkan pembunuhan anak-anak," tulis Philippe Lazzarini, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), di X pada hari Sabtu (5/4/2025) dikutip dari Arab News.
Ia mengatakan Israel mengubah wilayah yang dikepung menjadi "tanah terlarang" bagi anak-anak dan menyesalkan bahwa "nyawa anak-anak" "dipotong dalam perang yang bukan disebabkan oleh anak-anak".
"Ini adalah noda pada kemanusiaan kita bersama," kata Lazzarini. Sementara itu, UNICEF mengatakan sedikitnya 322 anak dilaporkan tewas sejak Israel memperbarui serangannya pada 18 Maret 2025, menghancurkan gencatan senjata dua bulan yang mulai berlaku pada 19 Januari 2025.
Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell pada hari Senin mengatakan gencatan senjata telah "memberikan jalur hidup yang sangat dibutuhkan bagi anak-anak Gaza dan harapan untuk jalan menuju pemulihan". Namun, anak-anak kembali terjerumus ke dalam siklus kekerasan dan kekurangan yang mematikan," katanya. 05/04/2025. (erakini.id)
KRISIS KEMANUSIAAN DI GAZA
Krisis kemanusiaan di Gaza semakin parah akibat blokade bantuan oleh Israel. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyatakan bahwa penutupan akses bantuan telah membuka kembali pintu bencana, dengan lebih dari sebulan berlalu tanpa masuknya makanan, bahan bakar, obat-obatan, atau pasokan komersial. Gaza digambarkan sebagai ladang pembantaian, di mana warga sipil terjebak dalam lingkaran kematian yang tak berujung. Guterres menegaskan bahwa Israel tidak memenuhi kewajibannya sebagai kekuatan pendudukan berdasarkan hukum internasional, sementara mekanisme baru yang diusulkan Israel untuk pengiriman bantuan justru dapat memperketat pembatasan. PBB menolak berpartisipasi dalam pengaturan bantuan yang melanggar prinsip kemanusiaan, integritas, independensi, dan netralitas, serta menentang pemaksaan warga Palestina untuk mengungsi karena bertentangan dengan hukum internasional.
Sebab tujuan ideologis dan ekspansi Wilayah Zionisme sebagai ideologi nasionalisme Yahudi memiliki tujuan membentuk dan mempertahankan negara Yahudi di wilayah Palestina. Sebagian faksi dalam pemerintahan Israel memandang Gaza sebagai bagian dari tanah yang "harus dikendalikan", meskipun secara hukum internasional dan fakta di lapangan, Gaza adalah wilayah Palestina.
Kebiadaban zionis tiada tara, puluhan ribu anak-anak menjadi korban genosida juga meninggalkan kepedihan berupa anak-anak yang menjadi yatim karena kehilangan orangtua. Tercatat ada 39 ribu anak yatim akibat genosida di Gaza. Tiap hari 100 anak Gaza meninggal.
Semua fakta ini terjadi di tengah narasi soal HAM dan tetek bengek aturan internasional dan perangkat hukum soal perlindungan dan pemenuhan hak anak. nyatanya aturan-aturan tersebut tak mampu menghentikan apalagi mencegah penderitaan anak-anak Palestina.
Semua ini semestinya menyadarkan umat bahwa tidak ada yang bisa mereka harapkan dari lembaga-lembaga internasional dan semua aturan yang dilahirkannya. Masa depan Gaza/Palestina ada pada tangan mereka sendiri, yakni pada kepemimpinan politik Islam atau khilafah yang semestinya sungguh-sungguh mereka perjuangkan.
Hanya dengan jihad dan khilafah sebagai solusinya
Memang sudah nyata bahwa solusi yang Sesuai ajaran Islam untuk mengatasi krisis Gaza ialah jihad fii sabilillah, tidak lain dengan mengarahkan kekuatan militer untuk melindungi warga Gaza dan mengusir entitas Yahudi, bukan dengan jalan diplomasi apalagi kadar retorika basa basi yang selama ini dimainkan para pemimpin Arab dan dunia islam lainnya, tidak cukup juga hanya dengan memerintahkan para imam dan khatib membacakan doa untuk kaum muslim Gaza. Alquran telah memerintahkan jihad defensif (jihad difaa'i) atas setiap invasi musuh yang ditunjukkan pada negeri-negeri kaum muslim. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,
"Siapa saja yang menyerang kalian, maka seranglah secara seimbang dengan serangannya terhadap kalian (Al-baqarah[2]: 194).
Allah pun memerintahkan untuk mengusir siapapun yang telah mengusir kaum muslim Allah berfirman yang artinya:
Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian (Al-baqarah [2]:191)
Meski Zionis Yahudi terus melakukan serangan dengan senjata lengkap dan didukung oleh tuannya, yakni Amerika Serikat, namun ingatlah bahwa Allah Taala senantiasa bersama orang-orang yang sabar. Bahkan Allah Taala berfirman,
“Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah [2]: 153).
Yahudi sudah kita kenal kekejiannya karena senang membuat makar dengan dukungan Amerika Serikat dan negara-negara Barat. Namun Allah Taala adalah sebaik-baiknya pembuat makar. “Mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya dan Allah pun membalas tipu daya (mereka). Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS Ali-Imran [3]: 54).
Maka bagaimana kita menjadi bagian dari orang2 yang berpegang teguh terhadap tali agama allah, sebab dalam hadits pun di katakan dari Anas bin Malik, ra. Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. telah bersabda, “Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR Tirmidzi no. 2260. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Namun, Rasulullah saw. juga telah menyampaikan bahwa akan ada di antara mereka yang teguh di atas cita-cita. Beliau bersabda, “Akan senantiasa ada kelompok dari umatku yang tegak di atas kebenaran, mereka menang. Orang-orang yang merendahkan mereka tidak akan memudaratkan mereka hingga datang ketentuan Allah.” (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Maka dari itu hanya dengan khilafah segala persoalan akan terselesaikan sebab Khilafah berfungsi sebagai rain dan junnah, tidak akan pernah membiarkan kezaliman menimpa rakyatnya. Khilafah terbukti selama belasan abad berhasil menjadi benteng pelindung yang aman, dan memberikan support system terbaik bagi tumbuh kembang anak sehingga mereka bisa menjadi generasi cemerlang pembangun peradaban emas dari masa ke masa.
Setiap muslim wajib terlibat dalam memperjuangkan kembalinya khilafah agar mereka punya hujjah bahwa mereka tidak diam berpangku tangan melihat anak-anak Gaza dan orang tua mereka dibantai oleh zionis dan sekutu-sekutunya. Persoalan anak-anak Gaza akan selesai ketika persoalan Palestina juga terselesaikan secara tuntas. Dan solusi tuntas hanya dapat terwujud dengan jihad dan khilafah. Wallahu a'lam bisshowab. [PUT]
0 Komentar