Subscribe Us

EVAKUASI BUKAN SOLUSI, TAPI JIHAD DAN KHILAFAH

Oleh Saffana Afra
(Aktivis Mahasiswa)

Vivisualiterasi.com- Presiden Prabowo Subianto menyatakan Indonesia siap menampung ribuan warga Gaza, Palestina yang menjadi korban kekejaman militer Israel. Prabowo akan mengirim pesawat untuk menjemput mereka. "Saya lakukan ini karena banyak permintaan terhadap Indonesia untuk lebih aktif berperan mendukung penyelesaian konflik di Gaza," ujar Prabowo di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur menjelang terbang ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab untuk melawat ke sejumlah negara Timur Tengah pada Rabu, 9 April 2025 (beritasatu.com, 09/04).

Presiden Probowo menegaskan bahwa sikap ini diambil karena banyaknya permintaan terhadap Indonesia untuk turut berperan aktif dalam penyelesaian konflik di Gaza. Terlebih Indonesia sebagai negara mayoritas muslim terbesar di dunia dan nonblok yang bebas dan aktif sehingga diharapkan bisa berperan dalam penyelesaian konflik Palestina.

Terlihat mulia, namun berbahaya. Pernyataan Prabowo bahwa Indonesia siap menerima ribuan warga Gaza, sesungguhnya justru akan memuluskan agenda pengusiran warga Gaza seperti yang diinginkan oleh penjajah. Masih membekas di ingatan, saat Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berencana untuk mengosongkan Gaza dan menjadikan Gaza tempat liburan dengan memindahkan para rakyat Gaza ke Yordania dan Mesir pada Februari lalu. Bukankah dengan adanya evakuasi rakyat Gaza ke Indonesia berarti juga turut 'mengusir' mereka dari tanah hak mereka?

Bila evakuasi tersebut beratas nama pengobatan atau nilai kemanusiaan, tetap tidak cukup untuk menjadi alasan untuk mengevakuasi rakyat Gaza ke Indonesia. Jika untuk alasan medis, memberikan bantuan medis langsung ke sana rasanya akan lebih efisien.  Karena tentu biaya yang dibutuhkan akan lebih besar untuk mengevakuasi ribuan orang dari pada mengirimkan tenaga dan bantuan medis ke sana.

Pernyataan ini justru kontra produktif dengan seruan jihad yang disuarakan oleh banyak pihak hari ini -yang menyadari bahwa tidak ada solusi hakiki selain jihad melihat berbagai upaya yang dilakukan nyatanya tidak menghentikan penjajahan dan genosida. Karena pada akhirnya, bila hanya menyalurkan bantuan fisik dan finansial, tanpa adanya kekuatan setara tentara yang turut melawan musuh, Palestina akan tetap pada kondisinya saat ini. Jihadlah satu-satunya solusi yang hakiki, karena perundingan internasionalpun tidak bisa menyolusinya.

Maka evakuasi rakyat Gaza jelas makin menjauhkan dari solusi hakiki, karena sejatinya Zionis lah yang melakukan pendudukan bahkan perampasan wilayah.  Zionislah yang menjajah, maka zionislah yang seharusnya diusir dari tanah kaum muslim tersebut. Bukan dengan solusi dua negara, siapa yang mau hidup berdampingan dengan perampok dalam rumah mereka?

Di sisi lain, evakuasi tersebut bisa jadi merupakan bentuk tekanan AS terhadap Indonesia atas kebijakan baru AS menaikkan tarif impor.  Keberhasilan upaya Indonesia dalam melakukan negosiasi atas kebijakan tersebut bisa jadi akan digunakan alat untuk menekan Indonesia agar melakukan evakuasi warga Gaza. Menjadi suatu alasan yang rasional bukan? Karena jika Indonesia tidak memenuhi keinginan AS untuk mengosongkan Palestina, akan berimbas pada negara terlebih perekonomiannya. Inilah buah simalakama bagi negeri yang tergantung pada negara lain.

Di tengah penderitaan panjang yang dialami oleh rakyat Palestina, satu hal yang paling dinanti dari dunia Islam adalah keberanian para pemimpin negeri-negeri Muslim untuk menjawab seruan jihad. Seruan ini bukan sekadar ajakan emosional, melainkan panggilan atas dasar iman dan tanggung jawab.

Namun sayangnya, hari ini seruan itu justru tertahan oleh sekat-sekat nasionalisme sempit dan prinsip-prinsip sekular yang memisahkan agama dari kehidupan. Padahal ketika para penguasa Muslim lebih memilih diam atau bersembunyi di balik dalih "tidak ingin mencampuri urusan negara lain", sesungguhnya mereka sedang menunjukkan sikap pengkhianatan terhadap amanah umat dan agama yang mereka emban dan itu adalah dosa yang tak terkira. Rasulullah saw bersabda,

“Tidaklah mati seorang hamba yang Allah minta untuk mengurus rakyat, sedangkan dia dalam keadaan menipu (mengkhianati) rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan surga bagi dirinya.”(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dunia Islam sejatinya memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan adidaya global. Negeri-negeri Muslim kaya akan sumber daya alam, memiliki populasi besar, serta memiliki warisan peradaban agung. Namun, tanpa kesatuan politik dan visi yang benar, kekuatan ini menjadi tercerai-berai. Di sinilah pentingnya institusi Khilafah—sebuah sistem pemerintahan Islam yang telah terbukti dalam sejarah mampu menyatukan umat dan menjadikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil‘alamin). Di bawah naungan Khilafah, syariat Islam ditegakkan secara menyeluruh, dan kaum Muslimin di seluruh dunia mendapatkan perlindungan dan keadilan. Sayangnya, Khilafah hari ini belum tegak, dan akibatnya nasib umat Islam, termasuk rakyat Palestina, terus berada dalam tekanan dan penderitaan.

Mengevakuasi penduduk Gaza bukan solusi, melainkan bentuk lain dari pengusiran paksa yang melegitimasi penjajahan Israel. Umat Islam seharusnya bukan hanya bersimpati, tetapi juga menyerukan kepada para pemimpin negeri Muslim untuk segera mengirimkan pasukan demi membela saudara-saudara mereka di Palestina. Tidak cukup hanya dengan bantuan kemanusiaan atau kecaman diplomatik; yang dibutuhkan adalah tindakan nyata berupa jihad fisik untuk membebaskan tanah suci tersebut dari penjajahan.

Namun semua seruan dan gerakan ini membutuhkan arah dan kepemimpinan yang jelas. Oleh karena itu, perjuangan umat tidak boleh berjalan tanpa arah. Diperlukan kepemimpinan partai Islam ideologis—sebuah entitas politik yang menjadikan Islam sebagai satu-satunya asas perjuangan dan tidak terjebak pada kompromi pragmatis. Kepemimpinan seperti ini akan menjaga umat tetap berada di jalur perjuangan yang lurus dan benar, serta terus mendorong para penguasa negeri Muslim untuk menjalankan peran strategis mereka: mengirim pasukan, menjawab seruan jihad, dan menegakkan kembali Khilafah Islamiyah.

Sesungguhnya, hanya dengan jihad dan tegaknya Khilafah-lah Palestina bisa benar-benar terbebas dari cengkeraman penjajah. Inilah solusi hakiki yang harus diperjuangkan oleh seluruh umat Islam, tanpa ragu dan tanpa nanti dulu. Wallahua'lam bishawab.[AR]


Posting Komentar

0 Komentar