Subscribe Us

KENAIKAN PANGAN JELANG RAMADAN, KENAPA BERULANG?

Oleh Mai Hanum Asmu'i 
(Kontributor Vivisualiterasi)

Vivisualiterasi.com-Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengakui ada beberapa komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga, bahkan lebih tinggi dari yang ditetapkan oleh pemerintah. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, mengatakan komoditas-komoditas tersebut kini masih dijual di pasaran dengan harga di atas Harga Acuan Pembelian (HAP) juga Harga Eceran Tertinggi (HET),” kata Arief dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan. (kumparan.com  07/02)

Menuai Untung Di Tengah Polemik

Ramadan bulan mulia yang di nanti umat muslim seluruh dunia. Bulan penuh rahmat dan ampunan yang seharusnya bisa menjadi momen ibadah yang sempurna. Namun sekali lagi masyarakat harus menghadapi kenyataan sulitnya pemenuhan hajat hidup dengan harga bahan pangan yang melambung tiap jelang ramadhan.

Sudah menjadi tradisi, begitulah penilaian masyarakat mengenai opini kenaikan bahan pokok menjelang ramadan. Sebagaimana  kebiasaan tahun tahun sebelumnya, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) berupaya menjaga ketersediaan pangan tetap stabil jelang Ramadhan. Namun pada faktanya hal ini belum mampu mencegah kenaikan harga bahan pokok, terlebih pasca keputusan pemerintah untuk menaikkan PPN sebesar 12% meski dengan catatan kenaikan hanya pada produk tertentu. Namun sebagaimana hukum dalam ekonomi kapitalisme yang bertumpu pada pendapatan pajak maka secara otomatis akan berdampak pula pada sektor selainnya.

Indonesia merupakan wilayah yang di karuniai Allah dengan kesuburan. Tidak hanya tanahnya, laut Indonesia kaya akan  sumber makanan melimpah. Teramat menyedihkan kesuburan dan kekayaan alam Indonesia belum menjadikan penduduknya makmur sebab penyimpangan yang tersistem. Perilaku buruk penguasa yang terjalin mesra dengan pengusaha serakah. meniscayakan kesenjangan sosial kian nyata. Sedangkan kelangkaan dan kenaikan bahan pokok hanya salah satu dampak dari lemahnya sistem menangani kecurangan  pasar. Yang mana hal itu menjadi nutrisi bagi importir nakal  atas dukungan kebijakan yang sejak awal di desain menguntungkan para pengusaha dan penguasa sekaligus pengusaha. Dengan segala cara termasuk dalih cuaca yang kurang mendukung keabsahan perilaku buruk para pejabat yang menuai keuntungan di tengah polemik.

Penyebab Utama

Selain pengaruh cuaca kenaikan harga pokok jelang ramadan  juga di sebabkan beberapa faktor. Diantaranya adalah meningkatnya  permintaan pasar namun minim ketersediaan, adanya kartel makanan atau penguasaan pasar oleh beberapa  gabungan suplier, serta sistem pendistribusian yang rumit dan tidak efektif. Permasalahan sistem inilah yang menjadi penyebab utama terpeliharanya permasalahan dan berulang dari tahun ke tahun. Sedangkan peran pemerintah yang harusnya mampu menjamin kebutuhan pokok rakyat justru abai serta tunduk pada mekanisme curang kartel makanan.

Kesan lepas tangan dari pemerintah semakin nyata dengan tiadanya tindak pencegahan dan sanksi tegas para suplier curang penimbun makanan. Tindak tegas penguasa nyatanya hanya pada yang lemah. Sementara angan-angan ketahanan pangan nasional hanya berupa isapan jempol pemanis kampanye. Makin nyata bobroknya aturan sistem kapitalisme dengan asas sekulerisme yang menentang peranan agama dalam mengatur masyarakat. Walhasil, meski mayoritas penduduk beragama Islam dan mengakui kesempurnaan Islam, namun hanya memfungsikannya pada ruang ibadah ruhiyah bukan ranah politik. Meski sejatinya kesempurnaan Islam dalam segala aspek termasuk perihal ketahanan pangan telah terbukti dalam catatan sejarah.

Kontrol Pangan Dalam Sistem Islam

Ri'ayah suunil  ummah atau mengurusi urusan umat dalam Islam senantiasa terkoneksi dengan keberadaan Allah. Islam mengarahkan pengurusan rakyat haruslah sesuai dengan aturan Allah Al-Mudabbir. Kewenangan pejabat terkait kontrol dalam berbagai aspek bebas dari segala intervensi. Daulah Islam menjaga ketersediaan pangan tercukupi secara mandiri. Pengelolaan  lahan secara maksimal dengan memfungsikan lahan mati, memberi kemudahan bagi petani  memperoleh kebutuhan pertanian dan kebijakan impor yang hanya di lakukan saat kebutuhan pangan dalam negeri benar benar tidak mencukupi. Pemerintah dalam sistem Islam akan memilah produk impor agar sesuai syarak. Aturan Islam yang di terapkan secara kaffah mampu membangun perilaku jujur dalam diri individu masyarakat, menjauhkan dari budaya konsumtif. Kemudahan yang di jamin oleh daulah mampu mewujudkan kemandirian suplai makanan di tiap daerah. 

Kemandirian pangan di masing masing luas wilayah daulah memungkinkan pendistribusian yang mudah dan efektif. Pejabat yang jujur dan ikhlas sebab akidah yang kokoh jauh dari perilaku menumpuk harta. Masyarakat Islami yang lahir dari akidah islam sebagai dasar daulah menumbuhkan perilaku jujur saat beraktifitas dan berjalan sesuai ketentuan syarak apapun profesi  yang mereka geluti. Pengawasan penuh negara  akan dapat meminimalisir perilaku curang penimbunan bahan pokok jelang ramadan. Pejabat yang ikhlas akan memfokuskan diri pada amanah secara penuh karena kesadaran akan hubungan dengan Allah.SWT.

Andai kita mau bercermin sejenak tentang bagaimana keimanan para sahabat dan betapa beberapa diantaranya bahkan pingsan ketika mendengar bahwa di pundaknya akan memikul beban kepemimpinan. Rasulullah SAW bersabda:

"Telah ditampakkan pada diriku tiga golongan pertama yang akan masuk ke dalam neraka, yaitu seorang pemimpin yang berbuat durhaka, orang kaya yang tidak mau menunaikan hak-hak Allah, dan orang miskin yang congkak." (HR Ibnu Hibban dan 'Uyainah)

Nyata kiranya hadis tersebut menjadi pengingat bahwa amanah kekuasaan senantiasa terkait dengan ketakwaan. Durhaka terhadap amanah adalah juga durhaka terhadap Allah SWT. Wallahu a'lambishowwab. [PUT]



Posting Komentar

0 Komentar