Vivisualiterasi.com - Proyek-proyek ambisius yang menyedot trilyunan rupiah dari pajak rakyat dan hutang ribawi nyatanya tidak membawa dampak bagi kemaslahatan rakyat. Sebaliknya, ekosistem dan lingkungan terganggu akibat eksploitasi ugal-ugalan serta masterplan pembangunan yang buruk. Bencana banjir menjadi langganan bahkan dari tahun ke tahun makin parah dan meluas. Inilah jika negara menggunakan paradigma Kapitalis dalam pembangunan, di mana keuntungan materi menjadi ruhnya.
Ironisnya lagi, meski problem banjir sudah menjadi langganan akan tetapi mitigasi bencana tidak dilakukan secara optimal. Hal ini berdampak pada kerugian materi maupun non materi yang diderita rakyat makin besar.
Tentu saja kita patut pertanyakan fungsi pemimpin sebagai raain, pengayom, pelindung, pengatur urusan rakyat. Mengapa saat ini tidak ditemui pada karakter pemimpin kita? Padahal jabatan adalah amanah yang dipercayakan oleh rakyat dan kelak dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Rasulullah bahkan pernah berdoa kepada Allah yang artinya "Ya Allah, siapa saja yang memimpin (mengurus) urusan umatku ini, yang kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah dia. Dan siapa saja yang menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia". (HR. Muslim).[] (Ulif Fitriana)
0 Komentar