(Aktivis Dakwah Muslimah)
Dilansir dari CNBC Indonesia, kebakaran yang terjadi di LA hingga hari Minggu (12/1/25) telah memakan korban jiwa sebanyak 24 orang dan menghancurkan sekitar 1.000 rumah mewah di kawasan Pacific Palidases dan sekitar 150.000 penduduk di Los Angeles County masih berada di bawah perintah evakuasi, sebab kobaran api masih terus melahap banyak bangunan dan pertokoan.
Kebakaran yang terjadi di LA terus meluas hingga menghabiskan lebih dari 16.000 hektar di area Pasific Palidase, tempat yang terkenal sebagai pemukiman para selebritas Hollywood. Selain itu, kobaran api juga meluas ke wilayah utara Los Angeles hingga total area yang terbakar dari laporan LA Times kini mencapai 108 kilometer persegi, hampir sebanding dengan luas Kota San Francisco. Petugas pemadam masih terus berdatangan dengan dibantu oleh delapan negara bagian lainnya.
“Sayangnya, sekali lagi kita berada dalam situasi bendera merah dengan kondisi angin yang berpotensi membawa bencana, dan puncaknya diperkirakan akan terjadi di hari Selasa. Meskipun dalam prosesnya ada kemajuan, tetapi kami belum menemukan tanda-tanda ini akan berakhir,” Kata Kepala Pemadam Kebakaran, Pasadena chad Augustin. (BBC Indonesia, 13-1-25)
Imbas Akibat Peristiwa Kebakaran LA
Peristiwa kebakaran yang terjadi di Los Angeles diprediksi menjadi salah satu bencana alam termahal. Sebagaimana ungkapan Kepala Meteorologi AccuWeather, Jonathan Porter bahwa kebakaran ini kemungkinan menjadi yang termahal dalam sejarah modern AS, dengan kerugian mencakup kerusakan properti, infrastruktur, kendaraan, biaya kesehatan, kehilangan upah hingga gangguan rantai pasokan.
Sebagaimana dilansir dalam AP News, kerugian kebakaran ditaksir mencapai USD135 miliar hingga USD150 miliar atau sekitar Rp2.185 triliun sampai Rp2.430 triliun (kurs Rp.16.200). Total kerugian ini diprediksi akan terus meningkat, bahkan mencapai 4% dari PDB tahunan negara California.
Kerugian yang dialami AS dalam peristiwa ini, menarik atensi dari para warganet yang ada di dunia. Tidak sedikit yang menganggap ini bagaikan buah dari kezaliman pemerintah Amerika Serikat yang dituntut bertanggung jawab atas genosida yang terjadi di Palestina. Angka kerugian yang harus ditanggung oleh AS akibat peristiwa kebakaran ini jauh lebih besar 6 kali lipat dari bantuan yang diberikan pemerintah AS kepada Israel (sekitar Rp 356,8 T) untuk mendukung operasi militer Israel di Palestina.
Kebakaran LA dan Kesombongan Trump
Banyaknya video tragedi kebakaran LA yang tersebar di media sosial kini banyak menyita perhatian warganet bahkan menjadi trending topic pembicaraan di dunia. Alih-alih mendapatkan simpati, banyak dari warganet justru mengaitkan hal ini dengan sikap pemerintah dan elite AS terhadap tindakan kejahatan mereka yang terjadi di Palestina.
Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang memberikan dukungannya secara lantang kepada militer Israel dalam kejahatan HAM yang terjadi di bumi Palestina. Tidak hanya dukungan secara lisan, tetapi juga ikut memberikan bantuan peralatan militer hingga mencapai 20 miliar dolar AS. Alhasil, keterlibatan AS dalam mendanai dan mempersenjatai Israel di tengah konflik ini semakin menambah daftar korban jiwa di Palestina hingga mencapai lebih dari 45.000 jiwa telah syahid di antaranya terdapat wanita dan anak-anak.
Banyaknya kritik dari sejumlah pihak termasuk dari warga negaranya sendiri, tidak menggetarkan keputusan yang dibuat oleh Pemerintah AS terkait kejahatan kemanusian ini. Termasuk sikap yang diberikan oleh Donald Trump, Presiden terpilih Amerika Serikat yang akan dilantik pada 20 Januari mendatang.
Dalam konferensi pers di Florida, Selasa (7/1/25), Trump memberikan ultimatum kepada gerakan jihad Hamas untuk membebaskan seluruh sandera sebelum ia dilantik. Trump juga mengancam akan mengobarkan “neraka” di Timur Tengah jika sandera belum juga dibebaskan dalam ketika ia menjabat.
Kalimat lantang dengan gestur arogan yang dipertontonkan oleh Trump justru bagaikan bumerang. Beberapa hari setelah adanya pernyataan itu, Trump justru menyaksikan langsung bagaimana “neraka” yang dipenuhi dengan lautan api justru terjadi di wilayah pemerintahannya. Nahasnya, malapetaka yang ditimbulkan akibat kesombongan para elite AS ini juga ikut dirasakan oleh warga negara yang bermukim di wilayah tersebut.
Islam Memandang Terjadinya Peristiwa
Islam memandang bahwasanya segala sesuatu yang terjadi di dunia ini terjadi atas kehendak Allah swt. Sehingga tidak ada peristiwa yang sifatnya kebetulan, karena sejatinya semua itu merupakan ketetapan Allah yang penuh dengan hikmah di dalamnya. Sekalipun itu terjadi secara tiba-tiba dalam jangkauan manusia.
Termasuk pada peristiwa kebakaran LA yang semakin cepat dan luas penyebarannya karena diakibatkan oleh angin kencang yang terjadi bersamaan dengan peristiwa tersebut. Hal ini menarik perhatian masyarakat tentang kebenaran yang terdapat dalam potongan QS. Al-Baqarah ayat 266.
فَاَصَابَهَآ اِعْصَارٌ فِيْهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَ ࣖ
“Lalu kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, sehingga terbakar. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkannya.”
Ayat-ayat ini seolah memperlihatkan bagaimana dengan mudahnya Allah mengubah keadaan suatu wilayah dengan kuasa-Nya sebagaimana yang terjadi dalam peristiwa Los Angeles. Bagaimana keadaan di sana porak-poranda, bukan karena rudal dan jet tempur, melainkan angin kencang yang mengandung api berhasil melalap habis kota tersebut dalam kurun waktu 2 hari.
Rentetan peristiwa yang terjadi harusnya membuat kita sadar dan memperhatikan setiap peringatan yang Allah berikan kepada orang-orang yang senantiasa berbuat kerusakan dan bersikap sombong. Sebagaimana firman Allah Swt.
“Dan (juga) Qarun, Fir’aun, dan Haman. Sungguh, telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa) keterangan-keterangan yang nyata. Tetapi mereka berlaku sombong di Bumi, dan mereka orang-orang yang tidak luput dari azab Allah). (QS. Al-Ankabut: 39). Wallahua’lam Bishawab.[PUT]
0 Komentar