(Aktivis Dakwah)
Wali kelas yang diperiksa, berinisial H, diduga menghukum seorang siswa berinisial M karena belum membayar tunggakan uang sekolah selama tiga bulan. Sementara itu, Ketua Yayasan SD Swasta Abdi Sukma Ahmad Parlindungan menegaskan sekolah ini dirancang untuk membantu masyarakat kurang mampu. Ahmad menjelaskan biaya sekolah hanya dipungut selama enam bulan, yakni dari Juli hingga Desember, sedangkan Januari hingga Juni gratis. "Jumlah siswa SD ada 131. Biaya sekolah untuk kelas 1-3 sebesar Rp 70.000, sedangkan kelas 4-6 Rp 60.000 per bulan.
Kami menyadari bahwa banyak siswa yang perlu dibantu, ini amanah dari pendiri sekolah," ujar Ahmad. Ahmad juga menyesalkan tindakan wali kelas yang menghukum siswa duduk di lantai karena menunggak SPP. Ia menegaskan kebijakan tersebut bertentangan dengan aturan sekolah dan yayasan. "Kejadian ini di luar kebijakan sekolah. Tidak ada aturan siswa yang belum membayar SPP dilarang mengikuti pelajaran," tegas Ahmad. Pihak yayasan berencana memberikan sanksi tegas kepada wali kelas yang bersangkutan. Kepala sekolah juga akan mendapat teguran karena dianggap lalai.
Pendidikan Kapitalisme yang kian meresahkan
Untuk kondisi saat ini banyak sekali lembaga pendidikan yang tanpa di sadari telah berubah tujuannya ke arah yang kapitalisme yang hanya menjadikan pendidikan sebagai sebuah komoditas semata, hal tersebut biasanya di tandai dengan pandangan bahwa pendidikan yang berkualitas harus diiringi dengan fasilitas yang bagus (mewah) dan bayaran yang mahal, padahal pada kenyataannya tidak setiap orang mampu memasukkan anak mereka ke dalam suatu lembaga pendidikan yang notabene mahal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengertian kapitalisme pendidikan.
Pendidikan seharusnya menjadi hak setiap rakyat. Namun dalam sistem kapitalisme, negara tidak hadir secara nyata dalam mengurusnya, di antaranya nampak dari kurangnya sarana pendidikan. Negara juga menyerahkan pada swasta yang berorientasi mencari keuntungan. Ini adalah tanda kapitalisasi pendidikan karena pendidikan menjadi ladang bisnis.
Mengurai kasus bullying
Di balik terciptanya sistem kapitalisme di dalam pendidikan, tak heran jika kasus bullying terjadi pada siswa SD di sebabkan tak bisa membayar SPP, jangankan teman sebayanya, Seorang gurupun berani memberi perlakuan yang tak pantas pada anak didiknya.
Semua yang dilakukan pendidik dan orang tua terhadap anaknya akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak, sebab pendidikan anak akan terus di hadapi oleh semua orang tua dan juga pendidiknya, apalagi pada masa sekarang lingkungan pergaulan dan pengaruh media sangatlah besar.
Itulah sebabnya dampak dari bobroknya sistem kapitalisme yang diterapkan di sekolah-sekolah tanpa melihat nilai-nilai agama sehingga semakin maraknya kasus bullying ini.
Dengan penerapan sistem kapitalisme pendidikan yang menjadikan kebebasan dan juga racun yang mematikan. Rasulullah saw bersabda:
Didiklah anakmu dengan 3 perkara yaitu mencintai nabimu, mencintai keluarganya dan mencintai membaca al-quran. (HR.Thabrani)
Bagaimana cara Islam untuk mengatasi bullying?
Ketika Islam diterapkan dan dipahami di tengah-tengah masyarakat, maka tidak akan adanya komnas (HAM), dan UU perlindungan anak, karena negara memberikan pendidikan kepada orang tua untuk mendidik anak-anaknya dengan pemahaman islam dan juga berlandasan akidah Islam. Seharusnya peran negara sebagai pelindung bagi rakyatnya bukan malah menjadi abai terhadap tugasnya, sistem yang rusak ini harus dibuang jauh-jauh dan digantikan dengan sistem islam dalam daulah khilafah yang dipimpin oleh seorang khalifah adalah junnah atau perisai yang bertanggung jawab untuk melindungi rakyatnya termasuk anak-anak. Rasulullah saw bersabda:
Imam (kepala negara) itu adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas rakyat yang ia urus. (HR. Muslim dan Ahmad)
Islam telah mewajibkan bahwa generasi pertama yaitu oleh keluarga , Islam mewajibkan ibu sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya yang sesuai dengan syari'at Islam , maka anak-anak akan tumbuh dengan aman dan menjadi calon pemimpin sekaligus calon generasi terbaik dalam sistem Islam.
Rasulullah saw bersabda:
Tidak ada pemberian seorang ayah (orang tua) yang lebih utama dari pada pendidikan yang baik (HR.at-Tirmidzi)
Cara mencegah agar tidak terjadinya bullying:
1. Membentengi anak dengan takwa
Dengan menanamkan ketakwaan sejak dini maka akan memalingkan anak dari perbuatan-perbuatan yang buruk dan mengahalangi dia dari kemaksiatan kepada Allah SWT dan menanamkan pemahaman yang sesuai dengan syari'at Islam.
2. Membiasakan anak dalam ketakwaan
Untuk membiasakan anak dalam ketakwaan orang tua harus memberikan contoh yang baik kepada anaknya di dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua dan seorang guru pun harus bertakwa karena tugas orang tua dan guru adalah mendidik anak-anak dengan kepribadian islam yang terbentuk dari pola pikir dan pola sikap yang berlandaskan akidah Islam.
Hanya dengan sistem Islam-lah anak-anak akan terlindungi dan terjaga dari yang namanya bullying karena akan menyediakan pendidikan yang Islami dan akan mencegah semua pemahaman-pemahaman yang rusak sehingga pemahaman ini tidak masuk ke tengah-tengah masyarakat. Ketika melihat permasalahan-permasalahan yang ada di negeri ini, tidak ada cara dan solusi lain yang lebih tepat untuk menyelamatkan generasi muda pada zaman sekarang yaitu dengan tegaknya syari'at Islam secara kafah dalam naungan khilafah Islamiyyah.[PUT]
0 Komentar