#Popro (Pojok Propagandis)
Vivisualiterasi.com- Aksi tawuran di beberapa daerah baru-baru ini kembali terjadi dan menambah rekam jejak kriminalitas di kalangan pemuda. Di Semarang misalnya, tercatat ada 21 kasus tawuran antargengster yang biasanya berawal dari saling tantang di akun Instagram (Detik.com, 20/09/24). Selain itu, catatan kasus terbaru di Kota Bekasi, 7 remaja tewas mengambang di kali akibat melarikan diri dari sergapan polisi sebelum melakukan aksi tawuran (Kompas.com 23/09/24).
Tawuran pun dilakukan bukan tanpa tujuan. Ketika berani menerima tantangan, pamor grup akan naik. Inilah "prestasi" yang dibanggakan oleh mereka. Sungguh terbukti mengerikan ketika lingkungan pertemanan, sosial media, dan waktu luang tidak difungsikan sebagaimana mestinya. Makin maraknya aksi tawuran memperlihatkan bahwa kenakalan pemuda saat ini berada dalam status siaga. Seiring berkembangnya teknologi, akses pemuda untuk melakukan kriminalitas justru semakin mudah. Padahal pada masa Rasulullah dan para sahabat, usia muda merupakan masa yang gemilang bagi seseorang.
Karakter dan kepribadian pemuda hari ini dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah pendidikan. Hari ini, pendidikan masih berpaku pada sistem sekuler kapitalis yang kurang mengedepankan penanaman akidah. Sementara dalam Islam, memberikan kurikulum pendidikan berbasis akidah adalah hal wajib. Hal ini akan membuat setiap individu memiliki pemahaman yang mendalam tentang darimana mereka berasal, untuk apa mereka diciptakan, dan apa yang terjadi setelah kehidupan. Jawaban dari ketiga hal ini akan membentuk karakter dan pribadi yang mulia dari tiap individu. Dengan begitu, pemuda bisa lebih ter-arah dalam memaksimalkan potensinya sekaligus mencegahnya dari perilaku kriminal.
Semua ini akan terwujud jika negara menerapkan Islam sebagai sistem kehidupan. Dengan sistem tersebut, generasi emas akan terbentuk sebagai buah dari pendidikan akidah yang ditanamkan oleh negara. Para pemuda pun tercerahkan dalam menggunakan potensi nya untuk mengkaji Islam, mengurusi masalah umat, dan ikut mendakwahkan Islam seperti pada masa Rasulullah dan sahabat terdahulu. (Indah Puspasari, S.E / Aktivis Dakwah Yogyakarta)
0 Komentar