(Aktivis Dakwah)
Belum selesai kekecewaan para Army, selanjutnya Kim Namjoon atau RM ikut memosting foto di akun instagram @rkive mengenakan jaket berlogo Adidas dengan kertas karton aluminium menutupi wajah. Armypun berkomentar bahwa ini postingan lama pada salah satu MV dan sedih (Sindonews.com (28/7/24)).
Dari berita ini, kita mengetahui bahwa seorang idol adalah manusia biasa yang sudah tersistematik untuk bekerja sesuai dengan kebijakan perusahaan. BTS (Bangtan Boys) ialah grup band Korea yang memang sangat disiplin, pintar, dan berbakat.
Jika di depan kamera, kesempurnaan harus ditamppakkan secara jelas agar tidak mengecewakan fans dan para idol mempunyai harga diri. Bahkan masa trainee dari artis Korea sangat berat dan bisa bertahun-tahun untuk bisa terkenal seperti saat ini. Selain itu, waktu istirahat tidur sangat minim.
Idol tersebut berprestasi dalam berbagai bidang, seperti: taekwondo, bahasa, memasak, menari, dll. Maka, fans yang merasa bahwa sang idol sangat peduli padanya karena saat mengadakan fanmeeting, live dan lain-lain penuh dengan perhatian dan fans berhalusinasi menjadi istri atau teman idol tersebut, innalillahi.
Salah satu artistik direktur dan aktor bernama Seung Sung Hwan mengatakan bahwa, "Hallyu telah membangkitkan cita-cita Barat dengan cita rasa Asia, menciptakan aliran sesat di Asia". Fakta ini membuat sadar bahwa Hallyu bukanlah budaya dari Asia Timur yaitu Korea Selatan, melainkan Barat dalam kemasan Asia.
Namun, apakah kita pantas untuk kecewa dan sedih? Jangan ya dek ya. Karena, kehidupan sehari-hari pun akan jauh berbeda dengan yang ditampakkan depan kamera. Mereka ada dan sukses karena didukung oleh ideologi bernama kapitalisme yang menuntut keuntungan, manfaat, dan bersifat duniawi.
Inilah potret buram kehidupan remaja saat ini mengidolakan manusia dari segi fisik, prestasi, tanpa melihat sisi agama dan fomo terhadap apa yang terjadi pada idol mereka. Maka sudah semakin jelas bahwa pilihan hidup ada pada diri sendiri dan apa yang menjadi visi dan misi mengikuti siapa yang diidolakan termasuk para oppa-oppa.
Sebagaimana hadis Rasulullah saw. sebagai berikut:
ا يُحِبّ أَحَد قَوْمًا إِلَّا حُشِرَ مَعَهُمْ يَوْم الْقِيَامَة
“Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum melainkan dia akan dikumpulkan bersama mereka pada hari kiamat nanti.” (HR. Thabrani No. 18021)
Oleh karena itu, sudah seharusnya mencari idola yang bisa mendekatkan diri kepada Allah Swt. bukan menjauhkan. Cintai terhadap lawan jenis fitrah dari Allah Swt. tetapi apabila menjerumuskan pada maksiat wajib ditinggalkan. Begitupun dalam menyukai idol, jangan berlebihan, sekadarnya saja. Jadikan Rasulullah saw. sebagai sosok idola agar mendapat syafa'at di akhirat kelak.
Beliau adalah sang revolusioner dan uswatun hasanah. Selama kenal Islam, berbagai cacian, lemparan batu, dan hinaan diterima oleh Beliau secara langsung saat berdakwah di tengah masyarakat suku Quraisy. Seharusnya rasa sedih, kecewa ada pada diri kita ketika kekasih Allah Swt. terluka. Kecewa pada sistem yang menjauhkan diri pada Sang Pencipta.
Ketika mengingat sejarah Rasulullah saw. berjuang untuk pembentukan negara di Madinah, penuh dengan rintangan. Awalnya didirikan masjid, menyatukan Muhajirin dan Anshor, serta golongan non muslim untuk ukhuwah islamiyyah serta adanya perang badar yang harus kuat secara mental dan fisik juga menguatkan iman, takwa dan strategi yang dibuat kaum muslim untuk menghadapi musuh.
Masya Allah, Allahuakbar. Mari bukalah mata hati, telinga, dan fikiran kita. Rasulullah saw. adalah manusia yang benar-benar bisa membawa kita ke jalan lurus dan ingat bahwa Rasulullah saw. memanggil umatnya sebanyak 3 kali "Umatii, umatii, umatii". Jadi, jangan lupakan sejarah ya dek dan buang semua tentang idol yang hanya cinta pada dunia. Sudah ya dek, sudahi saja. Kamu tidak akan kuat.
Memang tidak mudah untuk hijrah. Namun, bisa dilakukan secara perlahan dan mencari teman taat agar harimu tak sia-sia, serta takut pada pertanggungjawaban di akhirat. Saatnya meneruskan perjuangan Rasulullah saw. dan mari meraih pahala menuju surga yang diberikan langsung oleh Allah Swt.
Dilain sisi perlu menyebarkan tsaqafah (pemahaman Islam) bukan tsaqafah asing yang ada pada saat ini dan dalam sistem Islam tidak akan dibiarkan hamba-Nya lalai.
Dengan sistem Islam, pola nafsiyah, pola aqliyah dan pola siyasiyah (pola kepribadiaan, pemikiran dan peraturan) dapat terjaga dengan benar dan terarah. Alhasil, peran remaja fokus kepada perjuangan untuk agama Islam secara kafah yang mengantarkan pada kemuliaan dan junna (perisai). Suatu negara yang bisa mengontrol setiap lini kehidupan manusia.[v]
0 Komentar