Subscribe Us

GAGAL GINJAL ANAK, BUAH SEKULARISME

Oleh Noviyanti
(Kontributor Vivisualiterasi Media)


Vivisualiterasi.com-Ginjal merupakan salah satu organ vital dalam tubuh yang berfungsi dalam proses penyaringan dan akan membuang zat-zat Buyang tidak diperlukan melalui proses pembentukan urine. Karenanya, ginjal harus dipelihara dengan baik agar tetap sehat, yakni dengan pola hidup sehat melalui makanan yang halal dan baik. Jika tidak dijaga dengan pola makan yang sehat, ginjal tidak akan berfungsi, akibatnya gagal ginjal. Apalagi dengan organ tubuh pada anak-anak yang masih rentan, salah sedikit saja bisa mengakibatkan gangguan pada ginjalnya. 

Seperti baru-baru ini, media sosial tengah dihebohkan karena adanya kasus puluhan gangguan ginjal terhadap anak-anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang sedang menjalani tindakan cuci darah. Di antaranya, sekitar 60 anak yang menjalani terapi pengganti ginjal. Sebanyak 30 anak menjalani hemodialisis rutin, sedangkan lainnya datang sebulan sekali. Menurut dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A.(K) selaku dokter spesialis anak, bahwa penyebab gagal ginjal terjadi karena lifestyle, yaitu pola hidup yang tidak sehat, salah satunya adalah sering mengonsumsi makanan dan minuman kemasan yang mengandung banyak gula, menjadikan anak obesitas sehingga berisiko pada penurunan fungsi ginjal (cnnindonesia.com, 26/7/2024).

Kasus gangguan ginjal pada anak ini juga banyak ditemukan di Jawa Barat. Sudah tercatat puluhan anak yang harus menjalani cuci darah atau hemodialisis. Rochady Hendra Setya selaku Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar mengatakan, anak-anak yang melakukan cuci darah itu, pada 2024 sampai Juli tercatat 77 anak yang berasal dari berbagai wilayah di Jawa Barat dan salah satunya Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung yang menjadi rujukan. Menurutnya, juga penyebab penyakit gagal ginjal ini salah satunya efek samping dari obat tertentu (mediaIndonesia.com, 1/8/2024).

Terlepas dari adanya lonjakan, kasus gagal ginjal pada anak memang sangat mengancam. Terlebih, pola dan gaya hidup yang tidak sehat terhadap makanan dan minuman tinggi gula sering terjadi pada anak-anak dan generasi muda. Tentunya ini mengkhawatirkan. 

Akibat Gaya Hidup

Gaya hidup (lifestyle) seperti sekarang ini yang serba instan sangat memengaruhi pola makan kita sehari-hari. Apalagi olahan cepat saji ini telah menjamur di seluruh kalangan masyarakat, bahkan menjadi solusi yang efisien terutama bagi orang tua yang sibuk bekerja. Seakan-akan makanan instan ini menjadi “penolong” bagi mereka yang ingin menyiapkan makanan untuk anaknya tanpa banyak menghabiskan waktu dan tenaga. Maka makanan cepat saji menjadi menu andalan keluarga. 

Pada realitasnya, masyarakat sudah banyak mengetahui, produk makanan instan yang biasanya berbentuk kemasan ini, banyak mengandung pengawet dan bahan kimia yang membahayakan bagi kesehatan, mengandung gula yang tidak sesuai dengan ukuran yang ditetapkan dalam angka kecukupan gizi. Tetapi masyarakat masih tetap saja memburunya. 

Menurut Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH, bahwa dalam kasus kronis, penyakit gagal ginjal ini pada umumnya disebabkan oleh berbagai faktor kebiasaan dan lingkungan yang terjadi melalui proses panjang. Dengan kebiasaan minum manis dan berwarna, seseorang tidak otomatis mengalami gagal ginjal kronis. Hanya saja, mengonsumsi gula tidak boleh berlebihan karena bisa meningkatkan risiko diabetes. 

Faktor lainnya adalah faktor kemiskinan. Faktor ini yang mempunyai pengaruh besar dalam kesehatan masyarakat, karena masyarakat yang hidupnya pas-pasan sudah pasti tentu akan memilih makanan murah meriah asal mengenyangkan. Sebagaimana diketahui, harga pangan mengalami lonjakan harga sehingga akses pangan bergizi masih terasa sulit bagi kelompok masyarakat ekonomi yang menengah ke bawah. Ditambah lagi, rendahnya pengetahuan masyarakat dan cara berpikir pragmatis membuat masyarakat lebih memilih makanan cepat saji.

Buah Sekularisme

Kasus gangguan ginjal yang marak terjadi, seharusnya menjadi peringatan besar bahwa ada sesuatu yang tidak beres pada sistem kehidupan hari ini. Banyaknya anak yang mengalami gagal ginjal merupakan buah dari  sistem sekularisme, yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Halal haram tidak dijadikan sebagai tolak ukur dan pedoman umat manusia dalam menjalankan kehidupannya. Akibatnya, ada kelalaian dalam aspek kesehatan dan keamanan pangan untuk anak sehingga tidak sesuai dengan konsep makanan halal dan baik. Karena tujuan utama dari proses produksi adalah untuk mendapatkan uang banyak. Dan anak yang belum mengerti terkena imbasnya.

Ini merupakan wajah dalam sistem kapitalisme. Produsen mencari untung sebanyak-banyaknya, sedangkan kesehatan konsumen dipertaruhkan demi untuk mendapat keuntungan besar.

Pada hakikatnya, negara inilah yang menjadi peran terpenting untuk kehidupan anak-anak dan generasi muda di masa depan yang sehat dan produktif. Memang benar, negara telah mengambil kebijakan, seperti mengadakan promosi gaya hidup sehat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), regulasi pada label gizi pada makanan kemasan, pembatasan iklan makanan tinggi gula, dan regulasi mengenai kandungan gula, garam, dan lemak dalam produk makanan. Tetapi, apakah kebijakan ini telah diterapkan, sedangkan pola dan gaya hidup masyarakat tidak berubah?

Makanan Halal dan Baik:  Penting!

Dalam Islam, makanan dan minuman yang halal dan baik merupakan perkara yang penting dan sangat dianjurkan bagi setiap individu. Dijelaskan dalam firman Allah Swt. pada surah Al-Maidah ayat 88,

Makanlah yang telah diberikan oleh Allah kepada kalian sebagai rezeki halal dan baik, serta bertakwalah  kepada Allah yang kalian beriman kepada-Nya."

Perintah memakan makanan yang halal dan baik adalah untuk menyehatkan tubuh, menguatkan akal dan merupakan salah satu syarat diterimanya doa, serta sebagai sarana dalam penjernihan pikiran dan hati dalam ketaatan kepada Allah Swt. Sedangkan mengonsumsi makanan yang haram, dapat menimbulkan banyak kemudharatan, menghalangi terkabulnya doa, menyebabkan rusak dan kotornya pikiran dan hati serta menjauhkan kepada ketaatan Allah Swt.

Dalam Islam, negara mempunyai peran utama dalam pemenuhan makanan yang halal dan baik terhadap masyarakat, di antaranya, menjamin kesejahteraan masyarakat dengan memastikan seluruh masyarakat agar dapat membeli makanan secara mudah, mengatur makanan dan minuman halal dan baik di setiap produsen, memberikan layanan kesehatan kepada seluruh masyarakat secara gratis, mengontrol peredaran makanan dan minuman agar tetap halal dan baik. Sehingga jika ada industri yang melanggar maka negara menindak dengan tegas, menerapkan kurikulum pendidikan yang berbasis akidah Islam.

Terlaksananya pemenuhan kebutuhan makanan yang halal dan baik akan terwujud dalam bingkai Khilafah Islamiyah sehingga diterapkannya peran negara secara sistematis serta mengubah pola dan gaya hidup yang Islami di seluruh aspek kehidupan. Wallahu a'lam bishawab.[AR]



Posting Komentar

0 Komentar