Subscribe Us

ULTAH BERUJUNG MAUT BUKTI SISTEM KEHIDUPAN SEMRAWUT

Oleh. Miladiah al-Qibthiyah
(Aktivis Muslimah Sleman, DiY) 

Vivisualiterasi.com-Lahirnya generasi dari masa ke masa memang menyimpan kisah dan keunikan tersendiri. Akan halnya yang terjadi pada generasi Z. Generasi Z ini memiliki karakteristik yang khas, kelebihan, hingga kekurangan. Tak sedikit yang disoroti dari generasi Z ini adalah kebiasaan mereka yang selalu menyita perhatian publik. Terlepas dari kelebihan mereka yang tumbuh bersama dengan dunia digital, yang membuat mereka aktif terhadap isu global. Namun, dunia digital rupanya juga memberikan efek negatif bagi generasi ini. 

Segala sesuatu yang sedang tren tak dimungkiri akan cepat menyebar di era digital. Berikut dengan berbagai aplikasi yang mendukung tren itu. Ia memiliki algoritmanya sendiri agar video pengguna lain dan konten-konten yang ada menyesuaikan dengan minat pengguna lainnya. Karena itu, tidak heran jika apa-apa hari ini cepat viral dan tersebar luas di jagat maya. 

Dalam dunia remaja khususnya, hari ulang tahun (ultah) adalah salah satu hal paling berkesan di masa sekolah dan momen yang sayang jika tidak diabadikan. Akhirnya, mereka mencari cara agar yang ultah tidak melupakan momen itu. Mereka tak kehabisan ide, seperti mengerjai temannya dengan hal-hal konyol, kemudian merekam dan mempostingnya ke media sosial. Algoritma pun mulai bekerja dan menyesuaikan dengan minat anak remaja. Alhasil, merayakan ultah dengan kejutan menjadi tren di lingkungan remaja. 

Tren Ultah Pengantar Maut

Berbicara tentang tren, orang-orang mungkin lebih banyak menyukai tren yang membawa dampak positif bagi diri sendiri maupun orang di sekitarnya. Namun, apa jadinya ketika tren itu justru mengantarkan pada maut yang tak pernah disangka-sangka sebelumnya. Seperti yang menimpa Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Ketua OSIS berinisial FN, 18 tahun, meninggal dunia akibat tersengat listrik setelah diceburkan ke kolam di sekolah saat perayaan ulang tahunnya pada Senin, 8 Juli 2024. (nasional.tempo.co, 10-07-2024) 

Siapa pun tidak akan pernah menduga bahwa FN akan mengalami nasib tragis. Inilah salah satu kekurangan remaja yang tanpa berpikir panjang dan mendalam sebelum ia melakukan sesuatu. Perilaku remaja yang spontan sangat dipengaruhi oleh landasan berpikirnya. Ketika landasan berpikirnya benar, maka sikap baik akan tercermin dalam perbuatannya. Pun sebaliknya, jika landasan berpikirnya salah, maka yang keluar sebagai cermin perbuatannya adalah perilaku yang buruk. 

FN yang menjadi korban tren kejutan ultah adalah buah dari landasan berpikir yang salah. Anak remaja ini benar-benar tidak memahami, apakah ada bahaya yang ditimbulkan ketika menceburkan teman ke dalam kolam. Yang ada dalam isi kepala mereka hanyalah senang-senang. Jika sudah begini, siapa yang akan bertanggung jawab atas nasib tragis yang menimpa FN? 

Islam Landasan Berpikir dan Berperilaku

Bukan hanya tren ultah. Ada banyak kejadian yang awalnya iseng tetapi berujung maut. Taraf berpikir remaja memang perlu di-upgrade agar sebelum melakukan suatu perbuatan, ia mampu mengendalikan dirinya. Sebelum memutuskan mengambil sikap, ia paham apakah itu dibenarkan oleh agamanya (Islam) atau justru bertentangan. 

Sebenarnya sudah banyak video-video singkat yang bertebaran di internet tentang perayaan ulang tahun oleh beberapa ustaz dan ustazah, yang mengatakan dengan jelas bahwa fenomena ulang tahun bukan budaya Islam, bahkan haram ketika dirayakan sebab tasyabuh bilkuffar. Akan tetapi, karena telah menjadi tren di tengah masyarakat, akhirnya itu diabaikan. 

Ketika berbicara tentang tasyabuh bilkuffar, maka ini sangat erat kaitannya dengan akidah atau keyakinan seorang muslim. Maka, siapa pun dia, baik remaja ataupun orang dewasa harus berhati-hati dengan kebiasaan-kebiasaan di luar Islam. 

Minimnya pemahaman Islam sebagai landasan berpikir dan berperilaku akhirnya remaja bermudah-mudah dalam meniru yang sedang tren. Mereka tidak paham bahwa setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban kelak di pengadilan Allah. Mereka tidak memahami tentang standar perbuatan manusia, yakni halal dan haram. 

Oleh karena itu, remaja tidak boleh dibiarkan berpikir dan berperilaku sekehendaknya tanpa disertai aturan yang tegas. Usia remaja adalah usia produktif dan pencarian jati diri. Maka, belum terlambat jika ingin menyelamatkan mereka dari perilaku yang menabrak rambu-rambu syariat Islam. Butuh sinergi semua pihak untuk menjadikan mereka kembali pada jati dirinya sebagai remaja muslim yang punya daya juang dan semangat hidup yang tinggi untuk tujuan yang lebih besar. 

Remaja Bagian dari Umat Terbaik

Benarlah bahwa keluarga dan lingkungan masyarakat berpengaruh besar terhadap perilaku remaja. Namun, patut dipahami bahwa akar masalah dari semua tren berujung maut adalah penerapan sistem sekuler kapitalisme yang melahirkan liberalisme yang menjunjung tinggi kebebasan, termasuk kebebasan berekspresi yang bablas tanpa aturan. Disadari atau tidak, sistem ini sudah sangat tidak layak eksis di muka bumi. Apalagi Allah telah berfirman yang artinya, 

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (TQS. Ali Imran [3]: 110)

Allah sendiri telah memberikan predikat umat terbaik pada kita, maka selayaknya yang kita butuhkan adalah sistem yang berasal dari Allah Sang Pengatur kehidupan manusia, yakni sistem Islam. Oleh karena itu, Islam memberikan solusi komprehensif untuk mengembalikan remaja pada predikatnya sebagai umat terbaik yang dilahirkan untuk menyongsong kembalinya masa keemasan Islam. 

Pertama, mereka harus menjadi individu yang bertakwa. Individu yang bertakwa hanya lahir dari keluarga yang menjadikan akidah Islam sebagai standar berpikir dan berperilaku. Individu yang bertakwa akan terikat dengan syariat Islam kaffah. Hanya saja, menjadi individu bertakwa membutuhkan lingkungan yang nyaman dan kondusif bersama masyarakat di sekitarnya. 

Kedua, masyarakat yang ada di sekitarnya senantiasa memiliki pemikiran dan perasaan Islam sehingga aktivitas amar makruf nahi mungkar adalah bagian dari kesehariannya. Mereka berinteraksi tidak lain dengan tujuan melakukan sekaligus menyebarkan amal-amal kebaikan dan berani menumpas segala bentuk kemaksiatan yang memberikan dampak buruk bagi remaja. 

Ketiga, negara yang menerapkan aturan Islam kaffah, sehingga mampu mewujudkan sanksi tegas bagi tindak-tindak kejahatan dan pelanggaran aturan Islam. Sanksi tegas ini diterapkan agar masyarakat tercegah melakukan kejahatan serupa. 

Dengan begitu, remaja akan berdiri di koridor yang benar, sebab sistem kehidupan yang diterapkan mewujudkan penjagaan dan perlindungan hakiki terhadap remaja khususnya dari berbagai perilaku yang bertentangan dengan Islam, dalam hal ini adalah tren-tren konyol yang merenggut nyawa. 

Wallahu a'lam bishawab.[]


Posting Komentar

0 Komentar