Subscribe Us

PENISTAAN BERULANG, KAPITALISME GAGAL MENJAGA AGAMA

Oleh Febriani Safitri, S.T.P 
(Kontributor Vivisualiterasi Media)

Vivisualiterasi.com-Kasus Penistaan Agama terus berulang di negeri yang mayoritas IsIam, sebagaimana yang dilansir Polda Metro Jaya menyebut bakal memproses laporan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan kepada kantor otoritas Bandar Udara wilayah 10 Merauke Asep Kosasih yang bersumpah sambil menginjak Al-Qur'an. Perbuatan itu dilakukan oleh Asep Kosasih demi meyakinkan istrinya bahwa dirinya tidak berselingkuh. Akibat perbuatan ini, asep dilaporkan oleh istrinya sendiri Fani Rosiana. (Kompas.com, 17/05/24) 

Selain penistaan agama, Asep Kosasih diduga melakukan kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT berulangnya kasus penistaan agama membuktikan bahwa masyarakat tidak menyadari kepentingan menjaga kemuliaan agama beserta simbolnya justru dianggap sebagai barang yang bisa direndahkan kapan saja dan semaunya. (Tribun.mews, 18/05/24) 

Perilaku tersebut bisa tumbuh subur karena sistem kehidupan saat ini, yaitu sistem sekularisme yang membuat agama dipisahkan dari kehidupan agama bukan lagi menjadi tolok ukur berpikir dan berperilaku seseorang. Sehingga umat merasa bebas untuk melakukan segala hal yang menurutnya ingin dilakukan. Kemudian menjadi semakin kokoh karena negeri ini menjunjung tinggi hak asasi manusia serta sistem sanksi bagi penista agama. Begitu lemah dan tidak mencerahkan hukuman para penista agama, hanya sekadar penjara setelah itu melakukan kembali tindakan serupa, tidak memberikan efek jera bahkan menjadi inspirasi bagi yang lain untuk melakukan hal yang sama. 

Peristaan agama yang terus berulang membuktikan bahwa umat Islam tidak terlindungi dalam sistem sekulerisme yang menjadi pembenaran ketika berekspresi dan berpendapat dalam penistaan agama. Ini menunjukkan bahwa umat belum memahami cara menjaga, melindungi dan memuliakan agama dna simbol-simbolnya. Umat Islam hanya akan terlindungi ketika umat Islam berada dalam sistem Islam di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah. Karena hanya Daulah Khilafah yang menjadi perisai sejati umat Islam. 

Sebagaimana Rasulullah saw bersabda,

"Sesungguhnya Imam atau khalifah itu perisai di mana orang-orang akan berperang di belakangnya pendukung dan berlindung dari musuh dengan kekuasaannya." (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad Abu Dawud dan lain-lain)

Sepanjang sejarah Daulah Khilafah Islamiyah berdiri, Khilafah menjadi Garda terdepan melindungi rakyatnya dari penghinaan atau penistaan agama dan menjaga aqidah umat agar tetap lurus. 

Agama merupakan sesuatu yang harus kita jaga dan muliakan karena ketika syariat islam diterapkan dalam kehidupan umat hari ini maka agama akan terpelihara dan terjaga.  Negara tidak akan membiarkan umat menistakan agama bahkan akan memberikan sanksi yang tegas sehingga memberikan efek jera bagi para penista agama. 

Salah satu Buktinya adalah sikap tegas Sultan Abdul Hamid 2 kepada Perancis yang menggelar teater karya folder drama yang bertajuk Muhammad, berisi penghinaan kepada Rasulullah saw. Sultan Hamid 2 mengultimatum Prancis jika tidak membatalkan drama itu Prancis akan merasakan bahaya politik yang akan dihadapinya. Prancis dengan serta merta membatalkannya kemudian orang-orang teater itu datang ke Inggris untuk merancang pementasan serupa. Ketika Sultan Abdul Hamid mengetahui hal ini beliau memberi ultimatum kepada Inggris sebagaimana ultimatum yang diberikan kepada Prancis namun Inggris menolak dengan alasan titik-titik telah terjual dan pembatalan drama itu bertentangan dengan prinsip kebebasan rakyatnya. 

Sultan Abdul Hamid 2 mengeluarkan perintah kepada umat Islam dengan mengumumkan bahwa Inggris sedang menyerang dan menghina Rasulullah, ia akan kobarkan jihad akbar atau jihad besar. Inggris pun dengan serta merta membatalkan pementasan drama itu dari kisah ini terlihat sekali bahwa keberadaan Khilafah begitu menjaga simbol Islam dan akidah umat dari musuh-musuh atau orang-orang yang menistakan Islam. Sehingga jika adanya Daulah Khilafah Islamiyah, umat tidak akan dihadapkan secara berulang oleh perilaku nista para penista agama. Seperti perbuatan Asep Kosasih yang jelas menghina simbol Islam, menghina simbol Islam berarti telah menghina Allah dan rasul-Nya. Sementara sanksi Islam terhadap orang yang menghina Allah dan rasulnya jika pelakunya muslim maka dia akan mendapatkan sanksi had murtad, yaitu hukuman mati. Sebelumnya ia telah diminta bertaubat 3 hari, jika tetap tidak mau bertobat maka dilaksanakan hukuman mati atasnya Jika ia menyesal dan bertobat hukuman Dikembalikan pada kebijakan khalifah.

Dengan demikian, jelas bahwa keberadaan Daulah Khilafah Islamiyah akan menjadi kekuatan besar yang melindungi agama Allah dan izzul Islam Wal muslimin. Namun sebelum sistem sanksi diberlakukan Khilafah memberi edukasi kepada umat, agar bersikap terhadap agamanya melalui penerapan sistem pendidikan Islam. Khilafah akan memastikan setiap individu rakyatnya memiliki kepribadian Islam, mereka akan sadar betul senantiasa menjaga kemuliaan agamanya ketika negara melindungi aqidah rakyatnya dan masyarakat sadar menjaga agamanya. Sehingga pelaku penistaan agama tidak akan merebak atau bermunculan. Wallahua'lam bish-shawab.[Dft]


Posting Komentar

0 Komentar