Subscribe Us

BULLYING MARAK TERJADI, BUAH BURUK SISTEM PENDIDIKAN SAAT INI 


Oleh Yuniyati
(Kontributor Vivisualiterasi Media)


Vivisualiterasi.com- Bagaikan mata rantai yang tak pernah putus kasus bullying yang terjadi pada anak remaja  maupun dewasa muda akhir- akhir ini. Bahkan kasus bullying ini banyak berseliweran di media sosial, salah satunya adalah kasus bullying oleh remaja di Kota Bandung yang viral di media sosial Instagram dan akun Tik Tok.

Seperti yang dilansir oleh KOMPAS.com ( 26/4/2024 ). Aksi bullying remaja di daerah Mekarwangi kota Bandung viral di media sosial Instagram. Pelaku melakukan bullying dengan cara memukul hingga korban menjerit, dan menyiarkan secara langsung di akun Tik Tok. Pelaku juga mengucapkan kata-kata tidak senonoh dengan menggunakan bahasa Sunda. Pelaku juga mengaku jika pamannya adalah seorang jenderal.

Kasus bullying yang melibatkan anak remaja dan dewasa muda yang marak belakangan ini menunjukkan bahwa nasib generasi muda kita saat ini sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja. Mirisnya lagi, justru aksi kekerasan atau bullying yang dilakukan  oleh anak-anak di bawah umur ini justru malah viral di media sosial.

Dunia anak yang seharusnya menjadi masa yang menyenangkan justru harus berubah menjadi masa-masa yang pilu dan mencekam dengan merebaknya kasus perundungan saat ini, berupa kekerasan fisik bahkan ada yang harus meregang nyawa. Permasalahan ini disebabkan karena kurangnya pengawasan dan perhatian terhadap anak, dan tingginya angka anak putus sekolah juga menjadi penyebabnya, sehingga  akhirnya melakukan perbuatan yang menyimpang. 

Selain itu, bullying juga merupakan salah satu dari buah buruk dari sistem pendidikan saat ini serta lemahnya tiga pilar penegak aturan yaitu ketakwaan individu, kontrol masyarakat dan negara sebagai yang menerapkan aturan. Bebasnya media massa serta lemanya sistem sanksi juga berperan sebagai penyebab maraknya kekerasan dan bullying.

Internet dan perkembangan teknologi juga menjadi faktor pemicu adanya perundungan yang terjadi, kurangnya pengawasan keluarga terhadap anak-anaknya atas penggunaan internet dan teknologi sehingga anak menjadi leluasa melihat dan menonton video-video yang tak pantas dan kurang edukatif. Hal ini dapat menimbulkan pola pikir dan perilaku yang yang menyimpang pada anak. 

Dari kasus yang dimuat di media tadi mungkin ini hanya mewakili segilintir kasus perundungan yang terjadi di luar sana, bahkan bukan tidak mungkin masih banyak kasus perundungan yang tidak dilaporkan dan tidak trekspos oleh media. 

Bahkan bukan hanya terjadi di Bandung, aksi bullying yang menjadi sorotan selama sepekan ini juga terjadi di Batam, Balik Papan, Indramayu, dan Cirebon. Kasus perundungan yang semakin marak terjadi di media dan merata di berbagai daerah tentunya membuat kita menjadi geram. 

Dengan adanya mata rantai perundungan ini tentunya ada yang salah dengan sistem pendidikan saat ini, sehingga mengkibatkan dampak negatif bagi perkembangan anak seperti perasaan mudah tersinggung yang mengakibatkan anak mempunyai saya juang yang lemah. 

Hari ini makin banyak juga potret buram sistem pendidikan dalam semua aspek baik guru maupun siswa yang melakukan berbagai kemaksiatan dan kejahatan bahkan pelanggaran hukum. Bebasnya media sosial serta sistem pendidikan saat ini justru melahirkan generasi yang buruk kepribadiannya, dan generasi muda menjadi terjajah budaya barat yang buruk dan merusak.

Hal ini membuktikan bahwa negara gagal dalam mewujudkan tujuan nasional Indonesia yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, di sistem sekuler kapitalis kita tidak perlu heran karena sistem pendidikan kita harus di pisahkan dari peran agama. 

Dalam sistem pendidikan sekuler kapitalis saat ini, pendidikan agama semakin dipersempit, lembaga pendidikan lebih mengutamakan pendidikan akademik sebagai ajang unjuk prestasi, tanpa memperhatikan pendidikan akidah dan akhlak anak, sehingga menjadi marak terjadi kekerasan. 

Dalam hal ini dibutuhkan peran negara dalam menjamin pendidikan dan kesejahteraan rakyatnya. Dibutuhkan sistem yang dapat menjalankannya. 

Seperti sabda Rasulullah SAW :
"Seorang imam adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyat, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap rakyanya. "(HR. Bukhari - Muslim).

Sejarah telah membuktikan kampuan Islam dalam menjamin kesejahteraan dan pendidikan bagi rakyatnya bukan hanya isapan jempol belaka. Sistem pendidikan dalam Islam sepanjang belasan abad  terbukti benar-benar diliputi kebaikan dan keberkahan. 

Dalam sejarah kegemilangan, peradaban Islam terbukti mampu menghasilkan ilmuwan yang handal. Bahkan  hasil penemuan mereka di masa lalu masih bisa kita rasakan pengaruhnya hingga hari ini. Ditambah lagi ditunjang oleh sistem sosial dan politik yang diterapkan secara keseluruhan. Negara berperan secara tegas  sebagai penanggung jawab dan pelaksana langsung pengelolaan pendidikan. 

Dalam Islam, pendidikan merupakan kebutuhan primer masyarakat yang harus dijamin pemenuhannya oleh negara.   Negara harus memastikan seluruh rakyatnya mendapatkan pelayanan pendidikan baik miskin atau kaya, pintar atau tidak, muslim atau non muslim, semua akan dilayani dan diberi kemudahan akses karena negara akan memberikan anggaran berapapun kebutuhannya, negara akan mengupayakan melalui berbagai jalur sesuai dengan tuntunan syari'at. 

Di sini negara harus berperan tegas sebagai penanggung jawab dan pelaksana langsung pengelolaan pendidikan. Kemampuan negara dalam membiayai sektor pendidikan akan disertai dengan peningkatan kualitas pendidikan yang baik sebab tata kelola pendidikanya berdasarkan akidah Islam.  Saatnya kita kembali kepada Islam. Sepanjang Islam diterapkan secara kaffah umat Islam akan tampil sebagai sebaik-baik umat dan akan tercipta generasi pionir peradaban yang tiada tanding. Wallahu'alam bish-shawab[LRS]

Posting Komentar

0 Komentar