(Aktivis Muslimah)
Akan tetapi, genosida yang masih terus berlangsung di Gaza, Palestina, rasanya merupakan ujian bagi semua. Tegakah saat melihat anak-anak yang tidak berdosa menjadi korban? Sanggupkah melihat tubuh anak-anak yang mungil itu bergetar ketakutan dan menangis kesakitan? Dan bahkan banyak sekali anak-anak di sana terbaring tidak bernyawa. Belum lagi dengan mereka yang dilanda kelaparan. Ternyata, sudah berlangsung sekitar 100 hari, tapi belum juga selesai hingga kini. Jumlah korban yang meninggal, hilang, dan luka pun semakin bertambah. Pada hari ke-100, tercatat sudah sebanyak 23.843 orang warga Palestina yang meninggal dunia dan lebih dari 60.317 lainnya luka-luka. (priangan.tribunnews.com, 14/1/2024)
Tak hanya anak-anak, wanita, dan warga sipil lainnya, para jurnalis pun menjadi korban. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengonfirmasi penyelidikan atas dugaan kejahatan terhadap jurnalis saat agresi zionis Yahudi berlangsung di Jalur Gaza yang terkepung. (internasional.republika.co.id, 10/1/2024)
Berita yang amat menyesakkan dada. Mereka di sana dan muslim di setiap belahan bumi ini adalah bersaudara. Tapi nyatanya, rakyat biasa tidak bisa berbuat besar untuk membantu mereka. Hanya bisa berdoa dan berbuat semampunya saja. Pilu rasanya melihat kondisi mereka, rumah hancur, sekolah hancur, fasilitas umum hancur, tempat ibadah pun dihancurkan, bahkan rumah sakit disana menjadi sasaran bom. Mereka yang mengungsi, tinggal dalam camp pengungsian, dalam kondisi saat ini berada di musim dingin, sulit mendapatkan makanan, dan juga kelaparan.
Lalu, mengapa rasanya kita hanya bisa diam melihat mereka diperlakukan tidak manusiawi bahkan di eksekusi oleh zionis Yahudi?
Sekat yang Menghalangi
Wilayah Gaza yang berada di antara Mesir, Isra*l, dan Laut Mediterania, sudah sejak lama berada dalam blokade entitas Yahudi. Kondisi Gaza sekarang, membuat hampir setiap wilayah di sana menjadi tempat yang tidak aman bagi warga sipil. Zionis Yahudi membombardir wilayah Gaza dengan tangan dingin. Korban terus menerus berjatuhan.
Dengan kondisi yang amat memilukan di sana, para pemimpin muslim hanya bisa mengecam, mengutuk, dan bersimpati. Sebetulnya, mereka bisa saja melakukan hal yang lebih dari itu. Namun, mereka terhalangi oleh sekat nasionalisme dan mungkin juga aturan lainnya. Dan, mereka mungkin juga mempertimbangkan risiko yang akan diterima jika terlalu jauh menolong saudara seimannya dan melawan zionis Yahudi beserta sekutunya. Hal ini seolah memperlihatkan kurang kuatnya penguasa muslim saat ini.
Hal inilah juga yang menjadikan setiap warga yang membantu dan bantuan dari negara hanya bisa berupa bantuan kemanusiaan. Bantuan yang diberikan seperti berupa uang, makanan, minuman, obat-obatan, dan lainnya. Para pemimpin muslim seolah menutup mata atas kebutuhan yang benar-benar diperlukan oleh penduduk Gaza, Palestina.
Bukankah sesama muslim itu bersaudara? Lalu, bukankah seorang mukmin itu ibarat satu tubuh yang jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka anggota tubuh yang lainnya akan ikut merasakan sakit juga? Seperti dalam sebuah hadits,
“Orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuhnya ikut merasakan tidak bisa tidur dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Muslim)
Menumpas Entitas Penjajah
Zionis Yahudi sudah melakukan kejahatan perang dan hal tersebut dianggap sebagai pembelaan diri. Sungguh tidak masuk akal, pembelaan diri yang membuat lebih dari dua puluh ribu nyawa rakyat Gaza melayang. Padahal, mereka bukan militer. Mereka hanya warga sipil biasa, bahkan kebanyakan korbannya adalah wanita dan anak-anak.
Para pemimpin muslim seharusnya bersatu untuk menegakkan kembali daulah Islam. Yang dengan adanya daulah Islam, mampu memuliakan dan menyelamatkan umat manusia dari penjajahan. Karena, kekuatan individu tidak mampu untuk menghilangkan entitas penjajah. Butuh kekuatan umat, khususnya tentara, untuk menolong rakyat Palestina.
Kekuatan umat dan tentara muslim yang diperintah oleh seorang khalifah, akan membuat musuh-musuh Islam merasa takut, hingga akhirnya bertekuk lutut. Kaum muslim, khususnya yang memiliki kekuatan militer, telah diperingatkan oleh Allah Swt. untuk menolong agama dan umat-Nya. Sebagaimana dalam firman Allah Swt:
“Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepadamu, ‘Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah,’ kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.” (QS. At-Taubah: 38)
Umat harus berjuang bersama menegakkan kembali syariat Islam di muka bumi ini. Karena, solusi yang sempurna atas penjajahan di Palestina adalah tegaknya daulah Islam. Daulah inilah yang akan membuat Palestina bebas dari penjajahan. Bukan hanya Palestina saja yang akan bebas dari penjajahan, tetapi seluruh umat dari berbagai negeri muslim lainnya. Karena, hal tersebut merupakan sebuah kewajiban bagi seorang Khalifah dalam daulah Islam untuk melindungi kaum muslim. Wallahua'lam.[Dft]
0 Komentar