Subscribe Us

ITALIA MEMBERHENTIKAN BANTUAN DANA KE PALESTINA, ADA APA?

Oleh Febri Ghiyah Baitul Ilmi 
(Aktivis Dakwah Nisa Morowali) 

Vivisualiterasi.com- Beberapa negara barat seperti Amerika Serikat (AS), Kanada dan Australia menghentikan pemberian bantuan dana ke Palestina. Palestina sangat membutuhkan bantuan dari berbagai negara tersebut seperti, pelayanan kesehatan, makanan, obat-obatan, dll. Bantuan tersebut di peroleh melalui badan PBB Palestina (UNWRA). Italia merupakan salah satu negara barat yang turut memberikan bantuan dana ke Palestina. Namun, tiba-tiba menghentikan bantuannya. Kenapa?

UNWRA merupakan badan yang berada di bawah naungan PBB yang berfungsi untuk mengurusi pengungsi di Palestina. Melalui UNWRA inilah, negara barat dapat memberikan donasi dana untuk membantu Palestina. Namun kini, Italia memberhentikan bantuanya ke Palestina, pada 27 Januari 2024. Alasannya, karena tuduhan Israel terhadap staf UNWRA terlibat pada gencatan senjata yang dilakukan oleh pasukan Hamas ke Israel pada bulan Oktober 2023. Karena memang, sebelumya Italia berkomitmen tidak hanya untuk membantu Palestina, namun untuk menjaga keamanan Israel juga. (cnn.indonesia.com, 28-01-2024) 

Alasan Penghentikan Bantuan Dana

Pertama, adanya hubungan mesra antara Italia dan Israel. Italia merupakan negara yang pertama kali mengakui adanya negara Israel pada tahun 1949. Dari sinilah, dimulainya hubungan mesra antara Italia dan Israel. Sebab, dua negara ini memiliki tujuan yang sama yaitu meniadakan bentuk terorisme yang dapat merusak kedaulatan Israel dan menolak tegas terhadap anti-zionisme. Selain itu, Italia dan Israel juga bekerja sama terkait ilmu pengetahuan, perusahaan, budaya, dan pariwisata, pertanian, perindustrian, teknologi, dll. 

Kerja sama inilah, yang membuat pemerintah Italia bersikap ambigu. Di mana, mereka berkomitmen untuk membantu Palestina, namun mereka juga melindungi keamanan Israel. Dua perkara yang tak bisa disatukan. Jadi seharusnya, jika mendukung palestina sepenuhnya mendukung dan memberi bantuan Palestina. 

Kedua, kebencian kafir terhadap umat Islam. Tak bisa dimungkiri, telah nyata kebencian orang-orang kafir terhadap umat Islam. Mereka akan merasa senang dan gembira ketika umat Islam merasa tertindas dan kesusahan. Tetapi, mereka sangat sedih ketika umat Islam merasakan perdamaian, persatuan, aman dan tentram. 

Nyatanya, tahun 2021, Persatuan Komunitas dan Organisasi Islam di Italia (UCOII) melakukan perlawanan kepada Islamophobia yang semakin meluas di Italia.  UCOII melakukan penelitian terdapat 65% muslim di Italia mengalami kekerasan, prasangka dan diskriminasi. Islamophobia di Italia sangat dirasakan oleh perempuan yang mengenakan simbol agama baik di depan umum maupun di media sosial. 

Kemudian kebencian orang kafir sangat jelas terlihat oleh perlakuan Israel terhadap Palestina. Pertikaian, pembunuhan, gencatan senjata yang dilakukan oleh Israel kepada Palestina telah dilakukan sekitar 107 tahun. Alasannya, adalah untuk menguasai wilayah Palestina. Awalnya Israel hanya memiliki 6% tanah yang ada di Palestina. Setelah mereka melakukan gencatan senjata secara masif akhirnya Israel mendapatkan 78% wilayah Palestina. Sedangkan, 22% dibagi menjadi dua yaitu tepi Barat dan jalur Gaza. 

Seperti itulah kebencian orang-orang kafir terhadap umat Islam. Bahkan Israel melakukan tipu daya menuduh badan PBB Palestina (UNWRA) terlibat pada gencatan senjata yang di lakukan oleh Hamas pada Oktober 2023. Hal ini, akan menimbulkan opini buruk terhadap UNWRA yang dampaknya akan berimbas pada Palestina tidak mendapatkan bantuan dari beberapa Negara Barat. Akibatnya, akan memperburuk kundisi Palestina dan memudahkan Israel melemahkan Palestina. 

Palestina berharap bantuan dari negara barat? Jelas harapan itu tidak akan terwujud. Lantas bagaimana jika berharap dengan negara yang mayoritas penduduk muslim? 

Buntut Penerapan Kapitalisme

Kapitalisme saat ini telah diterapkan di seluruh penjuru dunia. Lahirlah, paham nasionalisme yang kemudian mengakar pada setiap negara yang menerapkanya. Nasionalisme, merupakan paham yang menjadikan penganutnya menjadi cinta, setia, bangsa dan negaranya. Saking cintanya, sampai rela menggadaikan rasa cintanya pada sesama umat Islam yang ada di berbagai negara yang terzalimi. Mereka tersekat-sekat oleh Nasionalisme. 

Sekat nasionalisme inilah yang menyebabkan hilangnya hubungan akidah antar sesama muslim. Sehingga, negeri mayoritas muslim telah buta dan tuli terhadap penderitaan yang di alami oleh saudara seimannya di Palestina. Dampaknya, negara-negara mayoritas muslim tersebut merasa tidak bisa mambantu secara menyeluruh kepada Palestina. Misalkan, seperti pengiriman militer, senjata, dll. Namun, mereka hanya membantu makanan, dana, pelayanan kesehatan, dll. 

Sebagaimana, negara Arab seperti Mesir, Yordania, Uni Emirat Arab, Bahrain, dll. Mereka telah dibutakan oleh kerja sama ekonomi dan politik dengan Amerika Serikat sekutu Israel, sehingga tidak bisa membantu Palestina melalui militer. Sedangkan, bagaimana dengan Indonesia? Menyerah sebelum berperang. Indonesia tidak akan mengirimkan militer ke Palestina. Alasannya, militer di Indonesia tidak memiliki kekuatan sebagaimana kekuatan Israel. Selain itu, Indonesia juga terikat kerja sama oleh AS sekutu Israel. 

Islam Solusi Untuk Palestina

Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Agama yang mengurusi seluruh problematika kehidupan, seperti kesehatan, pendidikan, akhlak, sosial, keluarga, politik, dll. Termasuk, menyelesaikan masalah Palestina dan Israel. Masalah ini, merupakan masalah bagi seluruh umat muslim di seluruh dunia. Sebab, di dalam Islam umat muslim diibaratkan seperti satu tubuh. 

Sebagaimana hadis Rasulullah Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, "Perumpamaan sesama kaum mukminin dalam menjaga hubungan kasih sayang dan kebersamaan seperti satu tubuh, jika satu anggota merasakan sakit, maka akan membuat seluruh tubuh terjaga dan merasakan demam." 

Di dalam Islam, seorang Khalifah adalah perisai yang melindungi umat Islam dari berbagai tindakan kekejian orang kafir. Khalifah akan melindungan dari setiap tetes darah umat Islam akibat dari kebiadaban orang kafir. Seorang Khalifah akan berada pada posisis garda terdepan dalam melindungi umat Islam. Sebagaimana, sabda Rasaulullah Saw. yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, "Sesungguhnya seorang imam (pemimpin) laksana perisai, rakyat dibelakangnya dan ia menjadi pelindung bagi rakyatnya." 

Kemudian, penguasa Islam ketika ada umat muslim yang dizalimi seperti Palestina, adalah melakukan jihad defensif dan mengusir penjajah Israel laknatullah dari  tanah Palestina. Jihad defensif adalah jihad yang dilakukan karena mendapatkan serangan dari musuh dan untuk mempertahankan diri agar tidak dikalahkan oleh musuh. 

Seorang khalifah dan panglima perangnya akan mengerahkan seluruh pasukan perang untuk menghadapi Israel dengan semangat jihad yang meggelora, meski harus mempertaruhkan nyawa dan darahnya, demi menyelamatkan umat Islam dan tanah Palestina. Kenyataanya telah tertulis di dalam TQS. Al-Isra' [17], 4-8. Allah Swt. telah menjelaskan, bahwa hanya hamba-hamba Allah yang memiliki kekuatan besar yang mampu mengalahkan Israel laknatullah. Demikianlah, hanya khilafah dan bersatunya umat Islam di seluruh dunia yang mampu mengalahkan Israel. Wallahu'alam bish-shawab[LPN]



Posting Komentar

0 Komentar