(Kontributor Vivisualiterasi Media)
Kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh PT Hung-A Indonesia mencuat setelah unggahan video di media sosial menjadi viral. PHK itu disebut-sebut bakal 'menelan korban' sekitar 1.500 pekerja yang akan kehilangan sumber nafkahnya.
Disebutkan, PT Hung-A Indonesia melakukan PHK atas ribuan pekerjanya karena akan menutup operasional mulai Februari 2024. Beredar kabar, pabrik ban asal Korea Selatan (Korsel) itu tengah berencana segera hengkang dari Indonesia dan Vietnam akan jadi lokasi baru untuk membangun pabriknya.
Ini jadi berita buruk pertama yang berasal dari sektor manufaktur RI di awal tahun 2024. Setelah tahun 2023 lalu, setidaknya ada 7.200-an pekerja jadi korban PHK di 36 perusahaan, baik karena tutup total, tutup hengkang atau relokasi, maupun efisiensi biaya. Data itu baru mencakup perusahaan tempat anggota KSPN bekerja, belum menghitung pabrik lain non-anggota gabungan serikat pekerja tersebut. (CNBC Indonesia 20/01/2024)
Dampak dan Faktor Penyebab
Ketua Serikat Pekerja Logam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPL FSPMI) Kabupaten/Kota Bekasi Sarino mengungkapkan, saat ini sedang dilakukan proses untuk penyelesaian proses PHK tersebut.
"Kawan-kawan Hung A bergabung di serikat KEP SPSI dan KEP SPSI bagian dari aliansi Buruh Bekasi Melawan (BBM) yang mana saya sebagai koordinator Aliansi BBM," sebut Sarino kepada CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (20/1).
"Saat ini pekerja sudah berhenti bekerja, dirumahkan," tambahnya.
Terkait nasib hak-hak karyawan korban PHK, termasuk pesangon buruh PT Hung-A yang di-PHK, Sarino menyebut pihaknya sedang melakukan perundingan dengan perusahaan.
Hanya saja, hingga saat ini, belum ada tanggapan maupun kejelasan dari pihak Disnaker Kabupaten Bekasi. Begitu juga dengan Kementerian Ketenagakerjaan, menolak merespons lanjut soal PHK tersebut.
Dampak terjadinya PHK membuat para pekerja menjadi kehilangan pekerjaan yang akhirnya berlabuh pada pengangguran karena adanya perlambatan ekonomi di negara-negara tujuan utama pasar ekspor Indonesia, seperti Eropa dan AS. Efek domino perlambatan ekspor global di pasar-pasar utama itu jelas menurunkan kinerja industri di dalam negeri kita. Akibatnya, terjadi penumpukan stok dan berujung pada PHK
Kerapuhan Ekonomi Kapitalisme Global
Di balik kemajuan ekonomi yang dihasilkan kapitalisme, para ekonom yang mengusung ideologi kapitalisme mengakui sejumlah kelemahan yang meliputi sistem tersebut. Beberapa di antaranya adalah ketimpangan ekonomi yang semakin lebar, krisis ekonomi yang terus berulang, dominasi berlebihan dolar AS, aturan perdagangan global yang diskriminatif, serta kerusakan lingkungan yang masif.
Dan inilah buah dari sistem kapitalisme. Pertumbuhan ekonomi dan keuntungan materi menjadi tujuan utama. Bisnis bertujuan untuk mencapai laba yang maksimal bagi pemiliknya, tanpa memperhatikan dampak secara agama dan sosial. Bahkan setiap bisnis berupaya memaksimalkan pendapatan dan meraih laba yang tinggi sehingga dalam prosesnya para pemilik bisnis sering kali terjerat dalam pola pikir materialistik, dimana hal hal berkenaan dengan keuangan/materi dianggap sebagai ukuran kesuksesan utama dan pemenuhan materi menjadi tujuan utama.
Hal ini terjadi karena sistem kapitalisme lahir dari pemikiran sekulerisme. Dalam konteks bisnis agama dan nilai-nilai spiritual tidak di perhitungkan dalam pengambilan keputusan bisnis. Bisnis berorientasi pada upaya mencapai keuntungan sehingga mengabaikan aspek agama dan sosial. Dampaknya mengakibatkan tindakan tindakan bisnis yang merugikan orang lain ataupun lingkungan. (Media Umat edisi 350)
Dari sini kita fahami bahwa sistem kapitalisme telah gagal menjamin kesejahteraan ekonomi masyarakat. Bagaimana tidak? Realitasnya pemerintah selama ini hanya menjamin biaya hidup individu rakyat yang menjadi pegawai pemerintah. Mereka juga mendapatkan jaminan kesehatan sebagai salah satu fasilitas publik, juga dana pensiun setelah tidak lagi bekerja
Sedangkan, rakyat non-ASN, jelas tidak mendapatkan jaminan-jaminan tersebut, kendati sebagai sesama rakyat negeri ini. Secuil gambaran ini saja sudah menunjukkan kebijakan diskriminatif yang diberlakukan oleh penguasa kepada rakyatnya.
Islam Sebagai Pengganti
Beberapa contoh kelemahan dalam sistem kapitalisme di atas telah diakui tidak hanya oleh para pemikir dan politisi, tetapi juga oleh masyarakat umum yang hidup dalam sistem tersebut. Berbagai upaya untuk mengoreksi dan memperbaiki sistem kapitalisme terus di dilakukan namun kelemahan sistem ini tidak kunjung membaik sebab pondasi-pondasi yang membentuknya tetap eksis. Seperti yang dikatakan oleh Einstein, tidak mungkin menyelesaikan masalah dengan menggunakan cara berpikir. Yang menciptakan masalah tersebut salah satu persoalan mendasar dalam sistem kapitalisme adalah sistem distribusi yang mengandalkan mekanisme pasar akibatnya yang kaya semakin kaya sementara yang miskin tetap sulit mendapatkan hak-hak dasar mereka.
Secara makro, negara Islam akan menerapkan kebijakan fiskal yang tidak bersumber dari utang riba namun dari sumber-sumber yang telah ditetapkan oleh syariah, seperti fa'i jizyah dan pengelolaan harta milik umum seperti tambang dan sektor kehutanan standar moneter yang tidak berbasis uang kertas (fiat money), tetapi standar perak emas akan memberikan kestabilan jangka panjang sehingga mendorong perdagangan dan investasi peradaban yang mengadopsi sistem tersebut pernah eksis dalam kurun waktu yang panjang bahkan seperti yang dijelaskan dengan detail oleh Aljazair tahun 2005, kemajuan peradaban barat dalam aspek sains dan teknologi telah berhutang besar dari kemajuan peradaban Islam pada abad pertengahan peradaban Islam yang merosot sejalan dengan penghancuran institusi politik Islam khilafah Islamiyah kini sedang direkonstruksi kembali dengan izin Allah peradaban itu dalam waktu dekat akan menggantikan dominasi kapitalisme dalam panggung ekonomi global. Wallahua'lam bish-shawab.[Dft]
0 Komentar