#Popro (Pojok Propagandis)
Vivisualiterasi.com- Jika kemuliaan perempuan diukur dari karir di luar rumah yang digelutinya, jika berdaya tidaknya perempuan dilihat dari seberapa besar keterlibatannya dalam menopang ekonomi dan jika kesetaraan pria dan wanita dinilai sebagai bentuk ideal tatanan masyarakat yang harus diperjuangkan, maka sungguh kerugian besar bagi generasi saat ini dan mendatang.
Bagaimana tidak, Allah adalah sebaik-baik pencipta dan sebaik-baik pengatur telah mendudukkan dengan sempurna pria dan wanita sebagai hamba yang masing-masing memiliki hak dan kewajiban di hadapan hukum syara. Seberapa mulia hamba takarannya adalah iman dan takwa, bukan yang lain. Konsep hubungan pria dan wanita adalah konsep ta’awun (tolong-menolong). Pria bukanlah pesaing wanita atau sebaliknya, justru pria adalah partner wanita dan begitupun sebaliknya.
Apa yang dikejar dan dicita-citakan oleh pegiat feminis hari ini pada dasarnya lahir dari tatanan kehidupan kapitalisme, bukan Islam. Selama-lamanya tidak akan membawa kesejahteraan bagi wanita dan generasi. Harusnya mereka melihat bagaimana selama berabad-abad Islam diterapkan dalam sebuah negara, mengatur seluruh lini kehidupan termasuk masalah pria dan wanita. Saat itu pria dan wanita hidup dengan baik bersama, melaksanakan hak dan kewajiban masing-masing dan darinya lahir generasi-generasi terbaik. (Ulif Fitriana)
0 Komentar