Oleh Sahwa Aljannah
(Kontributor Vivisualiterasi Media)
Vivisualiterasi.com- Kamis (23/11/2023), kembali terjadi Perundungan di kalangan pelajar. Kali ini siswa kelas X MAN 1 Medan berinisial MH (14) menjadi korban dari Perundungan oleh Geng yang disinyalir gerombolan geng motor berisikan anak sekolah dan alumni MAN 1 Medan.
Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa, mengatakan, total ada 4 orang pelaku dan dua di antaranya telah diamankan.
"Sudah dua orang pelaku yang diamankan. Total pelaku ada empat orang. Statusnya semua tersangka," sebutnya.
Dua pelaku yang tertangkap MAS (14) dan pelaku A yang berstatus mahasiswa. Dua tersangka lainnya masih dalam pengejaran diduga telah melarikan diri karena saat didatangi kediamannya pelaku sudah tidak ada. (TribunMedan.com, 28/11/23)
Kasus lainnya dari SMAN 26 Jakarta di mana 12 orang siswa kelas X menjadi korban perundangan kakak kelasnya, para korban bahkan dihajar secara bergiliran oleh belasan pelaku hingga menyebabkan memar bahkan parah tulang. (Tribunnews, 09/12/24)
Kasus perundungan lainnya bahkan terjadi dalam lingkup sekolah dasar. Siswa kelas 3 SD salah satu sekolah swasta di Sukabumi menjadi korban Perundungan teman sekolahnya hingga mengalami patah tulang. (Kompas, 09/12/23)
Dan kasus perundungan yang berakibat fatal terjadi pada siswa SD di Bekasi. F (12) merupakan siswa kelas 6 SD yang menjadi korban bullying hingga kakinya harus diamputasi, F akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Kamis (07/12) pukul 02.25 WIB di RS Hermina Bekasi karena terdapat cairan di paru-paru yang mengakibatkan sesak. (detikNews, 09/12/23)
Kasus-kasus Perundungan terus menerus terjadi di kalangan pelajar dari yang berdampak ringan hingga berujung kematian. Hal ini seharusnya menjadi pukulan kuat bagi pemerintah untuk mengambil langkah pasti. Karena pada faktanya, solusi yang diterapkan tidaklah tuntas dalam menangani kasus Perundungan ini. Sosialisasi terhadap siswa mengenai bahaya bullying pun tidaklah cukup untuk mengatasi secara tuntas masalah ini. Buktinya sepanjang tahun 2023, kasus perundungan ini terus bertambah panjang.
Kasus bullying yang terjadi bahkan dalam lingkup sekolah menunjukkan bagaimana sistem pendidikan sekarang tidak mampu mencegah terjadinya bullying, bahkan setelah pembentukan satgas anti bullying pun masih terus kecolongan terjadinya kasus perundungan. Artinya sampai sekarang akar masalah ini belum tersentuh.
Masalah ini sebenarnya tidak hanya datang dari individu itu sendiri namun ada beberapa faktor yang melatarbelakangi. Sebut saja bagaimana pelajar sekarang mampu berbuat kriminalitas tanpa takut akan perbuatannya, ataukah pelajar yang hanya fokus terhadap eksistensinya dan merasa lebih hebat dari temannya sehingga secara sadar maupun tidak ia mulai merundung.
Tidak heran, bahwa dalam sistem sekarang ini telah terterapkan ide sekularisme di mana antara agama dan kehidupan sehari-hari dipisahkan, alhasil masyarakat tidak lagi mengetahui halal-haram perbuatannya. Mereka tidak lagi merasa takut terhadap Pencipta atas segala perbuatannya.
Pun juga hasil dari sistem sekarang ini ide kapitalisme benar-benar menjangkiti masyarakat, mereka menganggap bahwa kepuasan jasadiyah merupakan sumber dari kebahagiaan. Tidak lagi mengherankan apabila generasi-generasi yang lahir adalah mereka yang hanya fokus untuk mengejar eksistensi diri dan melakukan segala hal yang dianggap mampu untuk memuaskan dirinya.
Dan yang lebih miris lagi, bahwa sistem pendidikan sekarang ini menerapkan ide sekularisme dan ide kapitalisme tersebut. Akibatnya mampu kita lihat bersama, di mana para pelajar semakin jauh dari agama, mereka sibuk mengejar akademik dengan niat nantinya akan berguna untuk mencari materi dan kesenangan-kesenangan duniawi yang dianggap memuaskan.
Pelajar tidak dibentuk menjadi pribadi yang bertakwa. Padahal jelas bahwa pendidikan yang dijauhkan dari agama akan berdampak bahaya bagi generasi yang lahir dari sistem pendidikan tersebut, contohnya saja pelajar yang merasa bebas dan tidak takut untuk melukai temannya sendiri.
Pun juga didukung dari faktor eksternal, di mana media sekarang terlalu bebas dalam menayangkan konten-konten yang sampai kepada pelajar. Bukan tidak mungkin bahwa konten negatif yang ditonton mampu mempengaruhi pelajar dalam bertindak.
Solusi Islam
Dalam Islam, jelas bahwa negara adalah penanggung jawab rakyatnya. Pun dalam hal ini, negara adalah penanggung jawab dalam pembentukan generasi.
Dalam daulah Islam, sistem pendidikan yang diterapkan adalah sistem yang dilandaskan pada akidah Islam. Dengan begitu negara akan mengedukasi generasi dengan sistem pendidikan ini yang nantinya akan melahirkan generasi dengan kepribadian Islam.
Sistem pendidikan ini akan memahamkan para pelajar bahwa segala perbuatan akan mendapatkan konsekuensinya kelak. Sehingga pelajar tidak lagi dengan mudah berbuat sesuka hati hingga melakukan perundungan.
Generasi yang dididik dengan sistem pendidikan Islam akan berfikir terlebih dahulu sebelum berbuat. Pun juga cara pandang mereka yang dilandaskan pada akidah Islam menjadikan mereka generasi yang paham standar halal-haram sebelum berbuat sesuatu.
Sistem pendidikan Islam pun melahirkan generasi yang menuntut ilmu dengan niat ilmu yang didapatkan bisa ia manfaatkan untuk kepentingan umat, tidak hanya fokus kepada pencapaian materi sebanyak-banyaknya untuk kepentingan pribadi. Dengan sistem pendidikan yang tetap menjaga ketaqkwaan pelajar tentu akan melahirkan generasi cemerlang yang berkarakter.
Dalam hal media, Islam memandang media tidak lain adalah sebagai sarana untuk mengedukasi dan mendorong ketakwaan masyarakat. Tayangan konten dalam Islam berisi motivasi bagi masyarakat serta sarana dakwah agar masyarakat senantiasa tetap terjaga ketakwaannya.
Apabila terjadi kasus bullying dalam daulah Islam. Negara akan memberi sanksi (zawajir) yang memberi efek jera. Sehingga tidak ada lagi yang berbuat demikian, pun juga sanksi tersebut sebagai penebusan dosa di akhirat (jawabir) bagi pelaku.
Demikianlah bagaimana Islam dengan aturannya mengatur generasi, Dalam hal ini sistem pendidikannya. Sistem pendidikan Islam terbukti mampu melahirkan generasi-generasi cemerlang yang sampai sekarang dapat kita nikmati karya-karyanya.
Peraturan yang lahir dari pencipta tentunya akan sangat sesuai dengan Ciptaan-Nya. Dengan segala kesempurnaan aturan didalamnya Islam mampu mengatur segala aspek dalam kehidupan. Wallahua'lam bish-shawab.[Dft]
0 Komentar