Subscribe Us

HILANGNYA KELUARGA HARMONIS DI NEGERI KAPITALIS

Oleh Ana Dia Friska
(Muslimah Koltim)

Vivisualiterasi.com-Suami adalah pemimpin sebuah keluarga, tempat mengadu, tempat berlindung bagi anak dan istri. Namun yang terjadi saat ini, sungguh menyayat hati. Banyak suami yang jauh dari tanggung jawabnya sebagai pemimpin keluarga. Ada seorang suami yang tega memukul bahkan membunuh sang istri. Seperti yang terjadi di Kampung Cikedokan, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (7/9).

Seorang suami bernama Nando (25) tega membunuh istrinya, Mega Suryani Dewi (24) di rumah kontrakannya. Karena kesal, Nando membunuh istrinya ketika ditanya masalah uang belanja. Nando pun berusaha membunuh istrinya dengan cara menggorok leher menggunakan pisau dapur. (News.republika.co.id, 12/09/2023 )

Inilah salah satu peristiwa tragis yang terjadi di negeri ini. Faktor ekonomi dan kurangnya keimanan, hal inilah yang memunculkan gelombang dalam biduk rumah tangga. Sehingga berujung pada ketidakharmonisan dan berpotensi memicu kehancuran dalam benteng keluarga. Akhirnya, mengantarkan pada sebuah perceraian bahkan pembunuhan. 

Hilangnya keluarga harmonis ini merupakan efek dari sistem kapitalisme-sekuler yang telah lama diterapkan menjadi aturan kehidupan. Berawal dari sinilah, pemahaman umat terhadap ajaran Islam kaffah lambat laun semakin melemah.

Sistem kapitalisme - sekular yang diterapkan di negeri ini telah menyebarkan virus kerusakan di tengah masyarakat. Segala permasalahan hidup yang dialami oleh masyarakat tidak lain adalah akibat penerapan sistem rusak kapitalisme.

Sistem kapitalisme - sekuler melahirkan manusia dengan karakter yang lemah keimanannya, tidak paham akan tujuan hidupnya. Masalah yang menimpa mereka dianggap sebagai beban dan tekanan hidup. Bukan sebagai ajang meningkatkan ketakwaan dan derajat di sisi Allah.

Hal ini terjadi akibat sekularisme, yakni memisahkan agama dari kehidupan, menihilkan adanya peran pencipta dalam menyelesaikan masalah yang terjadi. Maka tak heran, korban dari sekularisme adalah manusia 'tak berdaya' yang  jauh dari Islam.

Kapitalisme sekularisme telah terbukti sebagai sistem yang rusak dan merusak, sehingga kita perlu sebuah sistem shahih yang mampu mengatasi segala problematika kehidupan. Sistem tersebut adalah sistem Islam.

Beda halnya dengan Islam. Islam telah nyata dapat memberi solusi tuntas atas seluruh permasalahan umat manusia, termasuk masalah keluarga. Bekal iman dan takwa akan mendorong siapa pun untuk melaksanakan aturan-aturan Allah Swt. Karena, dengan mentaati apa yang Allah perintahkan akan membawa kepada ketenteraman dan kebahagiaan. Hanya Islam,  aturan Allah Swt dan Rasul-Nya sajalah yang memuaskan akal, sesuai fitrah manusia, dan tidak akan pernah berubah sampai akhir zaman.

Tidak kalah penting ialah merevitalisasi fungsi keluarga sebagai benteng penanaman pondasi awal untuk saling menguatkan dan menanamkan akidah Islam. Jika hal ini dilakukan maka akan terbentuk dalam diri mereka keimanan dan ketaatan. 

Tidak berhenti sampai di keluarga tetapi dalam sistem Islam negara juga wajib menciptakan sistem sosial sesuai aturan Islam. Masyarakat berperan untuk melakukan amar makruf nahi mungkar. Sehingga, fungsi masyarakat sebagai kontrol sosial benar-benar berjalan dengan baik. Selain itu, negara pun harus menerapkan sistem pemerintahan, politik, ekonomi, pendidikan, dan hukum sesuai syariat Islam yang sempurna.

Ketika Islam dijadikan sebagai dasar hidup manusia, bermasyarakat, dan bernegara yakin saja kehidupan terbaik yang diridhai Allah akan terwujud. Semua itu hanya akan terealisasi secara terpadu dengan mewujudkan sistem Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah. Wallahua'lam bish-shawab.[AR]


Posting Komentar

0 Komentar