Subscribe Us

ANAK MUDA PEDULI PALESTINA

Oleh Wilma Indah M.T.Y.
(Kontributor Vivisualiterasi Media)
 
Vivisualiterasi.com- Sejak 7 Oktober lalu, dunia, khususnya Indonesia digemparkan oleh memanasnya serangan di wilayah Palestina. Ratusan bahkan ribuan muslim di kota-kota besar di Indonesia diwarnai oleh aksi sebagai respon pembelaan kepada Palestina. Tidak sedikit pemuda dari berbagai kalangan seperti aktivis, santri dan pelajar yang turun ke jalan untuk menyatakan sikap pembelaan mereka terhadap Palestina. Bahkan tidak hanya Indonesia, para aktivis dan masyarakat di dunia pun turut melakukan pembelaan terhadap Palestina.

Bagaimana dunia tidak gempar, aksi serangan badai dari Gaza ke wilayah Israel yang dilancarkan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. Tidak lama kemudian serangan ini langsung mendapat serangan balik yang lebih dahsyat dari Israel. Aksi yang dilakukan kelompok pembela muslim di Palestina ini merupakan bentuk perlawanan masyarakat Palestina atas 75 tahun penjajahan yang dilakukan oleh Israel. Hingga saat ini serangan-serangan tersebut telah menuai banyak korban. Data terbaru yang dirilis dari media sebanyak 3.300 warga Palestina gugur dan 13.000 luka-luka. Sedangkan korban Israel mencapai 1.400 warga tewas dan 4.500 lainnya mengalami luka-luka (cnnindonesia.com 18/10/23).

Kebiadaban Israel semakin membelalakkan mata manakala Rumah Sakit Baptis Al Ahli di Gaza menjadi target sasaran rudal Israel dan telah menewaskan setidaknya 600 warga Gaza yang sedang berlindung dari serangan-serangan sebelumnya. Sebelumnya pasukan Palestina telah berhasil membobol tembok yang telah belasan tahun tidak dapat ditembus. Dengan berbagai strategi barunya pasukan dari Palestina telah membuat Israel berguncang. Ketakutannya atas kelompok kecil ini membuat Israel mengerahkan semua energinya untuk mencari dukungan dari dunia. Baik secara militer maupun dalam media. 

Israel tidak tinggal diam merespon aksi yang dilakukan oleh Hamas. Ia mengatakan kepada dunia bahwa aksi yang dilakukan oleh Hamas adalah tindakan terorisme. Gayung bersambut, secepat mungkin militer US dikirimkan untuk membantu Israel dalam menyerang Palestina. Pemimpin negara lain seperti Perancis, India, Canada, dll juga mengumumkan keberpihakan mereka dalam membela Israel. Bahkan Israel mencoba membalikkan fakta pada opini yang berkembang di media sosial dengan membayar buzzer hingga mencapai Rp 1,4 Trilliyun.

Empati kaum muslim di berbagai dunia melihat nyawa saudara muslim mereka dipertaruhkan tentu membuat kaum muslim tidak diam. Meski sikap yang diberikan oleh kaum muslim baik dengan turun ke jalan untuk melakukan aksi membela Palestina, berdonasi, maupun berperang opini di media, nyatanya sikap ini berbeda dengan sikap para penguasa. 

Hingga saat ini negeri-negeri muslim yang berada di sekitar Palestina tidak dapat berkutik melainkan hanya sebatas mengecam tanpa tindakan yang lantang. Bahkan parahnya selama ini negeri-negeri muslim seperti Uni Emirat Arab, Mesir, Arab Saudi, Bahrain dan Sudan telah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Negeri muslim lain pun seperti Indonesia sendiri tidak mampu mengirimkan pasukan militernya untuk menolong saudara muslim di Palestina. 

Hal yang harus disadari oleh kaum muslim, khususnya pemuda muslim bahwa akar permasalahan dari konflik palestina dan Israel adalah adanya penjajahan atau perebutan paksa wilayah Palestina yang mana merupakan tanah milik kaum muslim. Penjajahan yang telah dilakukan selama 75 tahun ini hingga hari ini belum memiliki penyelesaian yang konkret. PBB yang diharapkan sebagai instusi pengayom antar negara nyatanya tidak mampun mengentaskan penjajahan yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Begitupun dengan wacana penyelesaian dengan 2 negara ataupun berbagai macam diplomasi-diplomasi yang dikeluarkan PBB juga bukan merupakan solusi dari penjajahan yang terjadi. 

Seperti yang kita tahu bahwa penyelesaian dari penjajahan Israel terhadap Palestina adalah dengan mengerahkan militer dengan kekuatan besar untuk mengusir Israel. Hal ini dapat dilakukan manakala negeri-negeri muslim bersatu untuk mengirimkan tentaranya melawan pasukan Israel. Seperti yang disampaikan Rasulullah bahwa umat muslim adalah bersaudara. 

“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)." (HR Muslim No. 4685)

Sayangnya hal ini tidak bisa dilakukan oleh kaum muslim saat ini karena tersekat oleh nation-state dan dipecah-belah berdasarkan rasa nasionalisme pada masing-masing negeri. Hal inilah yang membuat umat muslim sulit untuk mengirimkan pasukannya untuk membantu Palestina. Aturan internasional yang berlaku hari ini membuat negeri muslim tidak memiliki nyali untuk mengirimkan pasukannya ke Palestina. Negara-negara hari ini pun tidak berorientasi kepada umat, namun berorientasi kepada kepentingan-kepentingan tertentu. Sehingga meskipun saudara seimannya sedang meregang nyawa, penguasa negeri muslim justru asik dengan berbagai kesibukan sesuai kepentingannya.

Dengan demikian, generasi muslim hendaknya menyadari solusi hakiki dari konflik Palestina dan Israel ini, yaitu dengan menghadirkan kepemimpinan yang berorientasi terhadap kemaslahatan umat, khususnya umat muslim. Hanya kekuatan negara adidaya yang bersumber dari akidah yang shahih-lah yang dapat melawan otoritas yang berkuasa hari ini. Hal ini telah dibuktikan selama 1300 tahun menjadi pembela Palestina. Yaitu pada zaman kepemimpinan Umar bin Khattab yang dapat membebaskan Palestina dari Romawi. Perjuangan tersebut dilanjutkan oleh Shalahuddin Al Ayyubi juga Abdul Hamid yang selalu terdepan sebagai seorang khalifah yang membela tanah kaum muslim. 

Maka otoritas yang dapat membela Palestina tidak lain adalah khalifah yang memimpin negara berupa khilafah. Hanya Khilafah yang mampu menyatukan kekuatan kaum muslim agar dapat melawan penjajahan Israel. Penjajahan Israel hanya dapat ditumpas dengan mengerahkan kekuatan militer oleh institusi negara. Dalam Islam, cara ini tidak lain adalah dengan berjihad. Membebaskan tanah Palestina, tanah kaum muslim dari cengkraman negara kufur penjajah. 

Kini saatnya pemuda muslim bersatu memahamkan umat untuk menyegerakan penerapan syariat Islam kaffah yang merupakan solusi hakiki dari pembebasan Palestina hari ini. Bukan memerdekakan Palestina hanya dalam bingkai Nasionalisme. Ataupun terbatas hanya dengan mengirimkan bantuan logistik berupa pangan dan obat-obatan semata. Karena musuh Islam semakin kuat untuk melakukan penyerangan dengan militer-militernya. Sehingga Palestina pun membutuhkan bantuan bala militer yang lebih kuat dari mereka. Wallahua'lam bish-shawab.[Dft]


Posting Komentar

0 Komentar