Oleh Sarah Siti Maryam, S.Farm.
(Pengajar SMK)
Vivisualiterasi.com-Saat ini kita berada pada bulan suci Ramadan 1444 H. Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah dan istimewa, dinantikan miliaran umat Islam di seluruh penjuru dunia.
Ramadan adalah bulan penuh berkah Rasulullah saw. bersabda:
"Telah datang Bulan Ramadan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu, saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan." (HR. Ahmad)
Allah Swt. Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang telah memberi kesempatan kepada manusia untuk memperbanyak ibadah dan taubatan nasuha. Bulan suci adalah bulan dilipatgandakan semua amal ibadah, momentum meraih sebanyak-banyak pahala dari Allah.
Ramadan ini seperti permainan game, di mana ada waktu untuk mendapatkan bonus-bonus hadiah yang menghantarkan pada tujuan akhir yaitu menjadi juara. Kita sebagai hamba Allah Swt. harus bersyukur dan menyambut dengan penuh suka cita serta gembira menjalankan ibadah puasa ini. Akan tetapi, jika melihat kondisi sekarang ini, banyak yang tidak bersyukur hingga melakukan perbuatan yang kelewat batas. Seperti kasus penganiayaan oleh pelaku berinisial (M) anak pejabat pajak kepada korbannya yang berinisial (D) yang mengakibatkan korban koma selama 18 hari yang sedang viral saat ini. Kasus lainnya begitu banyaknya pencurian sepeda motor pada bulan suci ini seperti yang diberitakan detik.com (03/04/2023). Viral om lawan maling motor di Koja, Pelaku Berakhir Diseret Warga. Kenakalan remaja, yaitu terjadinya pembacokan oleh siswa SMK di Bogor.
Kasus kriminal di atas adalah salah satu contoh perbuatan yang kelewat batas dan sangat memprihatinkan. Masih banyak lagi kasus yang tidak disebutkan. Semua ini pasti ada penyebabnya karena tidak ada persiapan di bulan sebelumnya. Yaitu kurangnya pemahaman Islam pada seluruh kalangan masyarakat. Sudah menjadi rahasia umum jika remaja zaman sekarang susah mengkaji Islam dan lebih suka mengerjakan sesuatu yang sifatnya bebas/hedonis yang asal mendatangkan kesenangan.
Tidak dapat dimungkiri, bahwa ide kebebasan bagaikan spora pada musim hujan di negeri ini. Sebuah ide yang lahir dari pemahaman sekuler, sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Paham yang menjadikan agama hanya sebatas ritual belaka. Alergi dengan aturan agama dalam ranah kehidupan. Mirisnya, paham sesat ini justru telah menjangkiti umat Islam termasuk para remaja.
Bagi sebagian remaja muslim, bisa jadi Ramadan kali ini disikapi sama dengan bulan lainnya. Apalagi jika merasa terbebani dengan kewajiban ibadah puasa. Haus dan lapar seharian ditahan untuk menggugurkan kewajiban.
Akan berbeda halnya bagi orang yang beriman, pastinya Ramadan selalu istimewa dalam segala aktivitas kehidupan kita. Harus senantiasa niat ikhlas dalam beribadah, akan menguatkan komitmen kita. Pantang menyerah, menjalani prosesnya. Meski dahaga kering kerontang, perut keroncongan tiada tara, tetap bersahabat dengan rasa harus dan lapar. Sebaliknya, kalo kita merasa berpuasa Ramadan itu jadi beban, mengekang kebebasan atau malah jadi ajang pamer kebaikan, bisa berabe urusannya. Bukannya diampuni, malah bertambah dosanya dan pahala akan hangus. Tentulah rugi dunia akhirat.
Pujian dan ganjaran hanya Allah Swt. janjikan bagi hamba-Nya yang taat beribadah.
Bulan Ramadan diturunkannya Al-Qur'an, dibukanya pintu surga, dan ditutupnya pintu neraka. Ramadan yang penuh berkah, terdapat malam Lailatulqadar. Mustajab berdoa di bulan Ramadan, puasa, dan mengaji menjadi syafaat di akhirat.
Ada beberapa dalil tentang keistimewaan Ramadan yaitu bulan diturunkannya Al-Qur'an, Allah Swt. berfirman:
"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan petunjuk tersebut dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)." (TQS. Al-Baqarah: 185)
Jika awal Ramadan tiba, maka setan-setan dan jin dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pintu pun yang dibuka. Sedangkan pintu-pintu surga dibuka, dan tidak satu pintu pun yang ditutup. Lalu ada seruan (pada bulan Ramadan) seperti dalam hadis Rasulullah saw.,
"Wahai orang yang menginginkan kebaikan, datanglah. Wahai orang yang ingin kejahatan, tahanlah dirimu. Pada setiap malam Allah Swt. memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka." (HR. Tirmidzi)
"Siapa saja yang berpuasa di bulan Ramadan dengan landasan iman dan semata-mata mengharap rida Allah Swt., niscaya Dia mengampuni dosa dosanya yang telah lalu." (HR. Ahmad)
Begitu banyak kebaikan yang berbuah pahala berlipat ganda di bulan Ramadan. Makanya sangat disayangkan kalau kita hanya bengong saja, seperti sapi ompong menunggu bedug Magrib dipukul. Meskipun tidurnya orang puasa berpahala, tetap saja masih lebih baik ikut kajian online, tilawah Al-Qur’an, atau sedekah makanan berbuka pada yang puasa Ramadan. Serta kita harus meneladani perjuangan para sahabat Nabi ketika di bulan Ramadan diuji dengan berbagai peperangan yang dahsyat seperti Perang Badar yang pasukan muslim 300 orang melawan pasukan kafir 1000 orang, Perang Khandak, pembebasan Makkah, Perang Ain Jalut, dan Perang Tabuk.
Tidak ada ucapan menyerah dari mulut para sahabat. Mereka tetap menjalani ibadah puasa, namun mereka makin bertambah semangat karena balasan dari Allah Swt. adalah pahala yang berlipat ganda dan akan membalasnya dengan surga yang Allah ridai. Selagi masih ada waktu. Yuk! kita sama-sama untuk lebih semangat lagi menjalani ibadah puasa Ramadan. Wallahu a'lam bishshawwab.[Mly]
0 Komentar