Oleh: Miladiah Al-Qibthiyah
(Pegiat Literasi dan Media)
Vivisualiterasi.com - Setiap manusia dilahirkan spesial, masing-masing memiliki sifat khas yang berbeda satu dengan yang lain. Potensi dan pengalaman hidup setiap orang pun berbeda-beda. Maka, fokus kita adalah berada pada potensi dan kelebihan yang kita miliki.
Kita harus menerima dengan ridha atas segala kelebihan dan kekurangan kita. Kita tidak perlu iri dengan pencapaian orang lain. Yang paling penting adalah mensyukuri setiap potensi dan kelebihan hidup kita dengan mengasah kelebihan yang ada pada diri kita dan menunjukkan pada semesta bahwa kita pun bisa dengan segala potensi yang ada.
Bukan lagi saatnya menyalahkan diri sendiri atau orang lain. Akan tetapi, menguatkan keyakinan bahwa kita adalah makhluk spesial dari Allah Swt. Satu hal yang pasti bahwasanya Allah Swt tidak pernah menciptakan produk gagal, semua diciptakan sempurna oleh-Nya.
Oleh karena itu, jangan pernah membandingkan kisah hidup kita dengan kisah hidup orang lain, sebab masing-masing kisah hidup kita sudah ditulis Allah dalam skenario-Nya.
Pun, mencari sumber kebahagiaan hari ini. Orang-orang ramai mengidolakan yang tidak seharusnya diidolakan. Maka, mengembalikan sumber kebahagiaan hakiki seseorang adalah dengan mengubah mindset atau pola pikirnya, bahwa yang memberikan kebahagiaan itu bukan mereka, melainkan Yang Maha Rahman dan Maha Rahim.
Semua nikmat yang dirasakan sampai detik ini. Diberi suami, orang tua, anak, saudara, sahabat, harta/materi atau uang, semua itu dari Allah Swt. Allah bisa ambil nikmat itu kapan saja Dia mau. Bahkan, kita masih bisa bernafas hingga detik ini, karena kemurahan hati Allah yang belum memerintahkan Malaikat Pencabut Nyawa mengambil nyawa kita.
Sangat mudah bagi Allah mengambil semuanya. Karena Allah Maha Segalanya. Pemilik Segalanya. Apa yang kita punya, hanya Allah titipkan buat kita.
Masihkah kita mencintai sesuatu selain Allah Swt?
Kita sepatutnya bersyukur sebab terlahir dalam keadaan Islam. Pun, kita beragama Islam sampai detik ini, semua itu karena Rasulullah Muhammad Saw. Rasulullah Saw. sampai titik darah penghabisan, sampai dikatakan orang gila, tukang sihir, semua itu Rasulullah lakukan agar Islam sampai pada kita, umatnya akhir zaman ini.
Masihkah kita lebih mencintai sesuatu selain Rasulullah?
Sejatinya sumber kebahagiaan kita adalah Allah dan Rasulullah. Jangan biarkan segala sesuatu berhasil memalingkan kita dari kecintaan pada Allah dan Rasulullah Saw.
Ingatlah! Satu-satunya tempat meminta perlindungan adalah pada Allah. Pun, yang memberi syafaat di hari akhir adalah Rasulullah. Namun, jika kita mencari sumber kebahagiaan lain selain Allah dan Rasulullah, maka Allah dan Rasulullah pun akan berpaling dari kita di hari akhir nanti.
“Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka, dengan memberikan surga untuk mereka.” (QS. At Taubah: 111)
Kamu akan semakin percaya diri bila bergelut di dunia dakwah. Adalah jalan yang tidak semua orang bisa melaluinya. Ada banyak ujian yang akan Allah timpakan pada mereka yang telah ikhlas berjual beli dengan Allah. Dakwah adalah salah satu produk jual beli, yang bahkan balasan bagi mereka lebih baik dari unta merah. Sebagaimana sabda Nabi Saw,
“Demi Allah, sungguh satu orang saja diberi petunjuk (oleh Allah) melalui perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nabi Saw. berkata, unta merah adalah semulia-mulianya harta atau harta yang paling istimewa di kalangan orang Arab kala itu. Bahkan, lebih istimewa dari emas dan permata.
Pastikan dirimu berada di dalamnya, melebur bersam mereka yang berjuang di jalan dakwah. Bisa dibayangkan, orang-orang yang memberikan dedikasi terbaiknya untuk dakwah ini, apatah lagi dakwah tegaknya syariah Islam kaffah, maka Allah memberikan pahala yang besar melebihi harta istimewa di masa nabi kita Muhammad Saw.
Ujian harta, suami, anak maupun sakit yang sedang menimpa diri, tidak membuatnya surut. Sebaliknya, ujian itu akan membuat dirinya bermuhasabah, mengingat kembali, adakah kelalaian yang dilakukan sejak memikul amanah sebagai istri, anak, bahkan amanah sebagai pengemban dakwah?
Jika bersabar atas ujian yang telah diberikan, maka Allah akan menempatkan kita pada derajat yang lebih tinggi. Namun, bila ujian itu lantas membuat kita futur dan kufur nikmat, Allah tidak segan² mencabut limpahan nikmat yang telah Dia berikan untuk kita, sebab kita telah lalai dari akad jual beli kita dengan Allah.
Untukmu wahai para pengemban dakwah, tetap semangat menjalani peranmu, peranmu sebagai isrti dari suamimu, ibu dari anakmu, anak dari orang tuamu, dan sahabat dari teman-temanmu, serta pelanjut estafet dakwah Rasulmu Muhammad Saw. Sungguh, Allah ingin kau melanjutkan kehidupan Islam lewat risalah agung dan menyambut bisyarah mulia.
Tanamkan dalam dirimu, bahwa saat ini Allah telah memilihmu menjadi saksi tegaknya Syariah Islam dalam bingkai peradaban Islam yang telah lama dinanti umat. Semoga kelak, para pengemban dakwah dikumpulkan di Jannah-Nya, duduk di atas dipan-dipan berhadap-hadapan.
0 Komentar