![]() |
Visualis By: Risma |
Oleh: Saljuun
(Aktivis Dakwah Kampus)
https://www.instagram.com/p/B8q-Jnap26Z/?igshid=qlhy407m5dy8
Vivisualiterasi.com-Rasa-rasanya miris melihat apa yang terjadi di salah satu kampus yang ada di Kota Makassar. Katanya kampus tersebut, kampus berperadaban Islam, akan tetapi mengapa nilai-nilai Islam begitu minim di sana? Di sisi lain, kampus tersebut lebih menerima nilai-nilai barat, padahal nilai-nilai barat sangat bertentangan dengan Islam, namun kampus tersebut tidak melihat hal itu. Justru ia mengedukasi para mahasiswanya untuk memilih nilai-nilai barat.
Bukannya mendidik dengan baik sesuai ajaran Islam, agar kelak mampu menciptakan mahasiwa yang berguna untuk agama dan bangsa, malah sangat disayangkan mahasiswa tersebut diberikan ide barat seperti liberalisme, pragmatisme, apatisme dan hedonisme. Sehingga lahirlah SDM yang jauh dari nilai-nilai Islam dan nantinya mahasiswa tersebut menjadi budak-budak barat dan bahkan sampai menjadi orang-orang yang membenci ajaran Islam, termasuk Khilafah.
Bagaimana mungkin akan lahir generasi yang baik jika para pengajarnya memberikan didikan atau ajaran-ajaran yang tidak bermanfaat dan jauh dari nilai-nilai Islam? Pihak kampus tersebut memberikan pembekalan KKN kepada mahasiswanya dengan memberikan hiburan bermain Tik Tok secara berjama’ah.
Negara atau kampus seharusnya mengcounter pemikiran yang tidak sesuai dengan Islam agar para mahasiswa tidak terinfiltrasi oleh pemikiran barat. Coba kita melihat sejarah, dalam kepemimpinan Khalifah Abdul Hamid II, para mahasiswa menunut kebebasan ala barat, kemudian Khalifah Abdul Hamid II menyampaikan pidatonya “Mereka menjadikan kalian sibuk dan tidak belajar demi kejayaan umat. Mereka membuat kalian berceceran di jalanan. Kasihan! Hati kalian telah teracuni.”
Akan tetapi, pihak penguasa kini tidak melakukan apa-apa. Justru mendukung hal tersebut dengan dalih moderenisasi dan kita juga melihat bagaimana pihak kampus hanya bisa tunduk dan patuh terhadap penguasa apabila tidak, maka siap-siap dicopot jabatannya.
Inilah akibat tidak adanya peradaban Islam, umat islam dipaksa untuk menerima ajaran yang tidak sesuasi dengan akidahnya. Bahkan seluruh penguasa muslim pada hari ini menjadi antek-antek asing dan aseng, sehingga menolak nilai-nilai Islam.
Sedangkan di sisi lain, tatkala sekelompok mahasiswa ingin menyampaikan ajaran Islam yaitu Syariah dan Khilafah. Mengapa negara melakukan intervensi kepadanya? Bukankah Syariah dan Khilafah adalah ajaran Islam? Seharusnya negara memberikan ruang untuk mereka, bukan melarang atau bahkan sampai memberikan peringatan.
Mirisnya, mengklaim kampus berperadaban Islam, akan tetapi menolak ajaran Syariah Islam dan Khilafah. Sedangkan Syariah dan Khilafah adalah bagian dari khazanah ilmu Islam.
Wahai para mahasiswa, sadarlah engkau adalah Agent Of Change, bukan Agent Of Tik Tok! Mengapa engkau berlepas tangan dari tugasmu? Apakah virus apatisme dan pragmatisme telah menjangkitimu? Ingat, dirimu adalah agen perubahan! Beban rakyat ada di pundakmu! Rakyat menanti aksimu untuk menyuarakan segala kedzaliman para penguasa.
Inilah akibat jika tidak diterapkannya Islam kaffah, Islam ada hanya sebatas spritual, sedangkan di sisi lain kita tidak mengambil Islam sebagai pandangan hidup (mabda') padahal Islam menjaga diri manusia mulai dari aqidah, jiwa, harta, kehormatan dan akalnya. Akan tetapi, keIslaman kita hanya sebatas spritual saja sehingga aqidah bahkan sampai akal kita mudah di rusak oleh pemikiran-pemikiran barat. Sebagaimana yang terjadi pada hari ini.
Ini semua terjadi akibat tidak adanya institusi yang menaungi umat Islam, yaitu Khilafah Islamiyah. Umat Islam pada hari ini bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya dan ditambah dengan kepemimpinan para pemimpin boneka sehingga umat Islam mudah dijajah baik SDA-nya maupun SDM dengan berbagai macam caranya. Salah satunya dengan merusak pemikiran kaum muslimin dan menjauhkan Alquran dan as-Sunnah.
Oleh karena itu, upaya untuk mengembalikan kejayaan umat Islam dengan mengubah pola pikirnya karena bangkitnya manusia tidak lain dan tidak bukan adalah karena pemikirannya. Serta adanya upaya menggantikan pemikiran yang dulunya rendah kini menjadi tinggi dengan pemikiran Islam. Lalu berjuang bersama-sama untuk memperjuangkan Syariah dan Khilafah karena dengan kedua komponen tersebut, Islam akan kembali berdiri tegak dan mengalahkan segala peradaban lainnya. Wallahu a'lam bish-shawab.[AR]
0 Komentar